Nationalgeographic.co.id—Pada 1310 M, Kesatria Teutonik menghadapi tuduhan serius dalam sejarah Perang Salib, yaitu membantai umat Kristen. Paus bahkan sampai melancarkan penyelidikan khusus, meskipun tidak menemukan bukti nyata.
Meskipun Kesatria Teutonik yang terkenal dengan salib hitam ini selamat dari tuduhan dan kerusakan reputasinya, tapi menjadi terlihat jelas bahwa mereka lebih tertarik pada politik dan rampasan perang.
Seperti diketahui, Kesatria Teutonik terkenal karena para ksatrianya yang terlatih dan bersenjata lengkap, serta benteng-benteng batu mereka yang kokoh. Ksatria Teutonik mengenakan salib hitam dengan latar belakang putih atau dengan pinggiran putih.
Kesatria Teutonik menjadi komponen penting sepanjang sejarah Perang Salib, namun kontroversi Kesatria Teutonik muncul kekalahan telak mereka melawan Dinasti Ayyubiyah.
Kontroversi berawal pada tahun 1244 M saat Kerajaan Yerusalem jatuh ke tangan sultan Ayyubiyah Mesir. Pada pertempuran La Forbie dekat Gaza, 437 dari 440 ksatria Teutonik terbunuh.
Pada tahun 1271 M, Mamluk dari Mesir dan Suriah merebut benteng Montfort, yang secara efektif menghilangkan pengaruh Teutonik di Timur Tengah .
Meskipun Kesatria Teutonik tetap mempertahankan markas baru di Acre hingga jatuhnya kota tersebut pada tahun 1291 M, lagi-lagi ke tangan Mamluk.
Di bawah Grand Master baru, Conrad von Feuchtwangen, ordo tersebut dipindahkan ke Venesia. Kemudian, pada tahun 1309 M, di bawah pimpinan baru Siegfried von Feuchtwangen, kantor pusat dipindahkan lagi.
Kali ini mereka pindah ke biara berbenteng di Marienburg di Prusia. Ini adalah lokasi yang lebih praktis bagi ordo tersebut untuk mengabaikan urusan Timur Tengah.
Mereka juga bisa fokus di Eropa utara dan tengah, tempat para ksatria telah melakukan gerakan dalam sejarah Perang Salib bersama Hongaria. Gerakan itu dimulai dari dekade pertama abad ke-13 M dan Prusia pada tahun 1228 M.
Sepanjang abad ke-13 dan ke-14 M, para ksatria Teutonik Katolik melakukan perang salib di Prusia dan wilayah Baltik terutama melawan orang-orang Lituania yang kafir dan Kristen Ortodoks Rusia.
Akan tetapi, karena ordo tersebut bertekad untuk melakukan ekspansi demi kepentingannya sendiri, banyak negara lain yang ikut berperang selain mereka.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR