Bagi Kekaisaran Ilkhanat—bagian dari Kekaisaran Mongol di Persia—Kekaisaran Mamluk di Mesir adalah musuh utama. Pertempuran Ain Jalut tahun 1260 membawa kekalahan besar bagi Kekaisaran Ilkhanat. Kekalahan itu juga disebabkan karena Ilkhanat tidak bisa mengerahkan kekuatannya secara maksimal.
Ilkhanat mereka, Hulagu, harus kembali ke Karakorum, ibukota Kekaisaran Mongol untuk pelantikan adik Kubilai Khan yang merupakan adiknya menjadi Kaisar Agung baru. Dalam perjalanan ke Karakorum itu, Hulagu juga membawa sejumlah pasukan yang seharusnya bermanfaat untuk mengalahkan Mamluk di Ain Jalut.
Setelah kembali pada 1262 ke Kekaisaran Ilkhanat, Hulagu menaruh dendam terhadap Mamluk. Ketbuqa, jenderal terbaik Ilkhanat gugur setelah Pertempuran Ain Jalut dalam sebuah eksekusi yang dipimpin Sultan Sayf ad-Din Qutuz.
Kekaisaran Ilkhanat kemudian melihat Prancis sebagai sekutu karena sama-sama menjadikan Mamluk sebagai musuh. Kemungkinan aliansi pun dipertimbangkan oleh Ilkhan Mongol di Persia.
Persekutuan yang tidak menang perang
Pada 1240-an, Paus sudah menjangkau Mongol. Komunikasi antara dunia Kekristenan Eropa dan Mongol sempat pasang-surut beberapa kali karena Paus menghendaki para Khan untuk pindah agama.
Kekaisaran Ilkhanat yang menguasai banyak negeri di Persia, menguasai kerajaan-kerjaan Kristen seperti Armenia dan Georgia. Melihat keunggulannya, Ilkhanat tidak memandang aliansi yang hendak dijalin sebagai persahabatan. Mereka memandang kerajaan-kerajaan Kekristenan Eropa layaknya klien.
Ilkhanat begitu terbuka untuk keragaman agama. Banyak para bangsawan dari negeri-negeri Kekristenan yang jatuh segera membawa kabar ke Barat, dan menyatakan bahwa Mongol sangat toleran dengan agama Kristen. Bahkan, Mongol terbuka untuk menjadi sekutu bagi bangsa Eropa.
Bahkan, hubungan Prancis di bawah Louis IX dan Mongol sudah ada pada Perang Salib Ketujuh. Keduanya bertemu, membagi kesempatan agar Prancis menyerang Mamluk dan Mongol ke Bagdad.
Sayangnya, aliansi ini gagal memenangkan perang. Terbukti bagaimana Sultan Qutuz dapat bertahan dalam Perang Salib VII dan mengalahkan Ilkhanat di Ain Jalut.
Raja Louis IX atau lebih dikenal sebagai Santo Louis, mencoba lagi ke Tanah Suci pada Perang Salib VIII (1270). Abaqa Khan yang merupakan Ilkhan kedua, berniat menyokong Prancis untuk mendarat di Palestina.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR