"Mengintip" kelompok individu lokal di tanah rantau
Pengamatan ini dilakukan oleh para peneliti selama 30 tahun oleh lebih dari 150 pengamat terlatih. Setidaknya ada 77 migran jantan berusia dewasa orang utan sumatra (Sumatera Pongo abelii) dan 75 migran jantan dewasa orang utan kalimantan (Kalimantan Pongo pygmaeus).
Para pengamat memperhatikan setiap tindakan orang utan yang belajar dari individu lain yang disebut "mengintip". Setidaknya ada 4.009 kesempatan mengintip ketika pejantan berada di dekat individu yang menjadi panutannya, baik betina dewasa, remaja, maupun jantan dewasa.
“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa [orang utan] migran jantan tidak hanya belajar di mana mencari makanan dan apa yang harus dimakan dari penduduk setempat, namun juga terus belajar bagaimana mengolah makanan baru ini," Mörchen menjelaskan.
Orang utan migran jantan mempelajari makanan di lingkungan sekitarnya dari individu lain melalui perilaku, yang disebut oleh para peneliti sebagai, "mengintip". Mereka mengamati secara intens pada individu yang menjadi panutannya setidaknya selama lima detik.
Saat mengintip, orang utan biasanya cenderung mengikuti tindakan individu panutannya dengan gerakan kepala. Gerakan ini menunjukkan bahwa orang utan migran tersebut tertarik dengan aktivitas yang dilakukan panutannya.
"Seiring berjalannya waktu, kemampuan beradaptasi dengan cepat terhadap lingkungan baru dengan memperhatikan informasi penting dari penduduk setempat, kemungkinan besar memberikan keuntungan bagi kelangsungan hidup individu," Mörchen berpendapat.
Kebanyakan dari orang jantan yang "merantau" ini adalah mengintip perilaku untuk mengonsumsi makanan yang sulit diolah atau jarang dimakan oleh penduduk setempat. Setelah belajar dari mengintip, mereka berinteraksi dengan makanan yang mereka lihat setelahnya.
Mörchen menerangkan, kemampuan ini berasal dari nenek moyang garis keturunan hominini yang memisahkan antara manusia dan orang utan. 97 persen DNA manusia dan orang utan serupa, yang kemungkinan terpisah dari spesies purba pada 12 dan 14 juta tahun silam.
Source | : | Frontiers Science News |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR