“Dia mengklaim bahwa lukisan itu adalah karya Polygnotos, seorang seniman dari abad ke-5 SM. Namun, dia tidak melihat lukisan ini di Arcadia, melainkan di kemudian hari ketika dia melakukan perjalanan ke Delphi,” kata Greenberg.
Lukisan tersebut menampilkan peri di Dunia Bawah. Ia ditemani oleh Callisto, yang duduk di atas kulit beruang. Kakinya berada di pangkuan Nomia.
Dalam mitologi Yunani, Callisto merupakan seorang putri dari bangsa Arcadia. Ayahnya adalah Raja Lycaon, yang menjadi nama kota tertua di wilayah itu.
Dikisahkan, Callisto tergoda oleh Zeus. Sang Dewi perawan, Artemis, mengetahui bahwa sang putri telah melanggar sumpah keperawanannya dan mengandung anak Zeus. Hal ini membuatnya marah pada Callisto. Artemis mengubah gadis itu menjadi beruang.
Arcas, anak Callisto, dirawat dan dibesarkan oleh kakeknya. Saat telah menjadi pria dewasa, Arcas melakoni kehidupan seperti para pria biasanya di masa itu: berburu.
Suatu ketika dia menemukan seekor beruang betina yang sangat besar. Dia hampir membunuh hewan tersebut, tanpa mengetahui bahwa itu adalah ibunya, namun para dewa menjadi penengah.
“Callisto dan Arcas ditempatkan di bintang-bintang sebagai Ursa Mayor dan Ursa Minor, dua rasi bintang beruang,” jelas Greenberg. “Kisah mereka menjadi salah satu legenda Arcadian yang paling terkenal.”
Interpretasi Modern Nomia Mitologi Yunani
Beberapa sejarawan berpendapat bahwa lukisan yang digambarkan oleh Pausanias mungkin mengisi bagian yang hilang dari legenda Callisto.
“Sebagian besar sumber tidak memberikan nama untuk ibunya, tapi hubungan yang erat antara Nomia dan sang putri dalam lukisan itu mungkin berarti bahwa sang seniman menunjukkan Nomia sebagai ibu Callisto,” terang Greenberg.
Banyak nimfa dalam legenda Yunani yang menikah dengan raja-raja manusia dan bukannya dengan dewa. Nephele menikah dengan Athamas dari Boeotia, Thetis adalah istri Peleus, dan Clio menikah dengan seorang raja Sparta.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR