Nationalgeographic.co.id—Caligula tidak diragukan lagi adalah salah satu penguasa Kekaisaran Romawi yang paling terkenal. Pemerintahannya yang singkat dipenuhi dengan skandal, paranoia, kekerasan dan kegilaan. Setidaknya itu yang dituliskan oleh para sejarawan.
Caligula, bagaimanapun, adalah karakter yang lebih unik. Sebagai Kaisar Romawi, Caligula adalah sosok yang tidak siap untuk memerintah. Namun bagaimana Caligula naik takhta dan bagaimana jalannya menuju kekuasaan? Bagaimana Caligula menjadi orang terkuat di Kekaisaran Romawi?
Caligula adalah anggota dinasti Kekaisaran Romawi
Perjalanan Caligula menuju takhta kekaisaran dimulai dari keluarga termasyhurnya. Kita bisa melihatnya dari namanya. Lahir pada tahun 12 M, Gaius Caesar Augustus Germanicus adalah putra bungsu Germanicus dan Agrippina.
Germanicus adalah seorang jenderal yang populer. Ia juga merupakan anak angkat dari pamannya Tiberius. Tiberius merupakan anak tiri angkat dan pewaris paman buyut Germanicus, Kaisar Augustus.
Ibunya– Agrippina the Elder – bahkan memiliki hubungan dekat dengan kaisar Romawi pertama. Ayah Agrippina adalah Marcus Agrippa, sahabat dan sekutu Augustus. Ibunya adalah Julia, satu-satunya putri kandung Augustus. Jadi, sebagai anggota dinasti yang dihormati, Gaius muda ditakdirkan untuk menjadi besar.
Caligula bukan anak tunggal
“Caligula bukanlah anak tunggal dan bukan pilihan pertama takhta,” tulis Vedran Bileta di laman The Collector. Germanicus dan Agrippina memiliki beberapa anak. Mereka adalah kakak laki-lakinya, Nero dan Drusus. Serta tiga saudara perempuan, Drusilla, Livilla dan Agrippina.
Adik perempuan terakhir dan bungsu, Agrippina, yang juga dikenal sebagai Agrippina Muda, kemudian menikah dengan penerus Caligula, Kaisar Claudius. Agrippina Muda menjadi wanita paling berkuasa di Kekaisaran Romawi, permaisuri sejati. Putranya, Nero, juga menjadi kaisar terakhir dinasti Julio-Claudian.
Caligula adalah nama kecil
Gaius muda menghabiskan sebagian besar masa kecilnya mengikuti ayahnya, jenderal Germanicus, dalam kampanye militernya di Germania. Para legiuner Germanicus sangat memuja anak kecil itu sehingga mereka menjadikannya maskot resmi mereka.
Mereka mendandani Gaius dengan seragam mini, termasuk sepatu bot – caligae. Dari sini kaisar masa depan Romawi itu mendapat julukannya – Caligula (sepatu bot kecil). Begitu ia menjadi kaisar, Caligula melanjutkan ketertarikannya pada tentara Kekaisaran Romawi tetapi tidak pernah menggunakan julukan tersebut. Faktanya, dia membencinya.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR