Nationalgeographic.co.id—Dalam cerita satu paragraf berjudul On Exactitude in Science (Del Rigor en la Ciencia), Jorge Luis Borges membayangkan sebuah kerajaan di mana kartografi telah mencapai ilmu pasti. Ia membayangkan peta dengan skala yang sama dengan kerajaan tersebut saja sudah cukup.
Namun sekitar tahun 1450-an Fra Mauro membuat sebuah terobosan. Ia membuat sebuah peta dunia kecil bernama Mappa Mundi. Ukuran peta dunia ini tidak terlalu besar, dengan diameter hanya 196 sentimeter.
Namun dampak dan signifikansinya sebagai jembatan antara pemikiran Abad Pertengahan dan Renaisans jelas menyaingi peta yang dibayangkan Borges.
Salah satu 'Keajaiban Venesia'
Venesia adalah kekuatan komersial yang tak terbantahkan di Mediterania, yang jalur perdagangannya menghubungkan timur dan barat, membentang hingga Flanders, London, Aljazair, dan sekitarnya.
Jaringan ini dilindungi oleh armada-armada kapal perang yang dibangun di Arsenale di Venezia yang terkenal. Tempat fasilitas produksi terbesar di Barat, yang tenaga kerjanya berjumlah ribuan.
Mappa Mundi yang secara harfiah berarti “peta dunia”, dianggap sebagai salah satu keajaiban Venesia dengan reputasi yang mencapai Tanah Suci. Peta dunia ini adalah planisfer melingkar yang digambar pada empat lembar perkamen, dipasang pada tiga panel poplar dan diperkuat dengan reng vertikal.
Peta dunia itu dicat dengan warna merah, emas, dan biru yang kaya. Pigmen terakhir ini diperoleh dari lapis lazuli langka, yang diimpor dari tambang di Afghanistan.
Di sudut-sudut peta terdapat empat bola yang menunjukkan dunia langit dan sublunar, empat elemen (bumi, udara, api, dan air), dan iluminasi Taman Eden karya Leonardo Bellini (aktif tahun 1443-1490).
Jepang (di tepi kiri, disebut Isola de Cimpagu) muncul di sini untuk pertama kalinya di peta Barat. Dan bertentangan dengan tradisi Ptolemeus, hal ini juga menunjukkan bahwa pelayaran mengelilingi Afrika dapat dilakukan, yang menandai perjalanan Eropa pertama mengelilingi Tanjung Harapan oleh penjelajah Portugis Bartolomeu Dias pada tahun 1488.
NASA menyebut peta bersejarah itu “menakjubkan” dalam hal keakuratannya.
Peta Sejarah antara Dua Dunia
Peta abad pertengahan, seperti Hereford Mappa Mundi (sekitar tahun 1300), biasanya berorientasi ke timur di bagian atas, karena di sanalah diperkirakan Taman Eden berada. Fra Mauro, bagaimanapun, memilih untuk mengarahkan pandangannya ke selatan, mungkin mengikuti ahli geografi Muslim seperti Muhammad ibn Muhammad al-Idrisi.
Menariknya, Taman Eden ditempatkan di luar ruang geografis dan Yerusalem tidak lagi menjadi pusatnya, meski masih ditandai dengan bunga mawar. Hampir 3.000 nama tempat dan deskripsinya ditulis dalam bahasa Venesia, bukan bahasa Latin.
Pada saat yang sama, meskipun peta Fra Mauro merupakan penyimpangan dari masa lalu, peta tersebut juga mempertahankan jejak pandangan dunia Kristen abad pertengahan. Misalnya, yang termasuk dalam peta ini adalah Kerajaan Orang Majus, Kerajaan Prester John, dan Makam Adam.
Planisfer melingkar itu juga mengikuti skema T-O abad pertengahan, pertama kali dijelaskan oleh Isidore dari Seville, dengan Asia menempati separuh atas lingkaran, dan Eropa serta Afrika masing-masing menempati dua perempat terbawah (Fra Mauro memutar 'T' di sisinya, untuk mencerminkan orientasi selatan). Di sekeliling lingkaran, terdapat banyak pulau, di luarnya terdapat “laut gelap” di mana hanya kapal karam dan kemalangan yang menunggu.
Warisan Fra Mauro
Fra Mauro meninggal beberapa waktu sebelum tanggal 20 Oktober 1459, dan sayangnya kontribusinya tidak lama kemudian menjadi tidak jelas. Hingga tahun 1748, diyakini bahwa Mappa Mundi adalah salinan peta Marco Polo yang hilang. Barulah setelah itu orang-orang tahu bahwa peta dunia tersebut adalah buatan Fra Mauro.
Pada tahun 1811, dokumen asli peta dunia Mappa Mundi ini dipindahkan dari biara Fra Mauro di San Michele ke Biblioteca Nazionale Marciana. Pemindahan ini dilakukan menyusul penindasan terhadap ordo keagamaan di era Napoleon, yang masih dapat dilihat hingga saat ini.
Dua edisi digital dari peta dunia Mappa Mundi ini juga telah diproduksi oleh Museo Galileo dan proyek Engineering Historical Memory. Dari versi digital inilah pembaca dapat melihat sekilas sejarah kartografi atau peta dunia yang menarik.
Source | : | Visual Capitalist |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR