Oedipus segera memanggil nabi buta bernama Tiresias ke pengadilan. Namun, Tiresias awalnya enggan memberikan saran apa pun. Akhirnya, Tiresias menuduh Oedipus membunuh Laius dan ia meramalkan bahwa Oedipus akan menjadi buta dan mengalami banyak penderitaan.
Jocasta, istri dan ibu dari Oedipus, mula-mula menyuruh Oedipus untuk mengabaikan “ocehan gila” sang nabi, tetapi kemudian dia menceritakan kepada Oedipus tentang ramalan tentang putranya yang ditakdirkan untuk membunuh ayahnya dan menikahi ibunya.
Ia berharap kata-kata tersebut dapat menghibur Oedipus, tetapi nyatanya justru berdampak sebaliknya. Oedipus perlahan menyadari kebenarannya.
Seorang pembawa pesan menyampaikan kabar kepada Oedipus bahwa: "Ayahnya di Korintus telah meninggal, tetapi jangan khawatir, karena dia sebenarnya bukanlah ayah Anda yang sebenarnya!" kata pembawa pesan tersebut.
Berita yang dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan bagi Oedipus malah mengirimnya ke dalam jurang keputusasaan.
Langkah terakhir adalah menemukan penggembala yang diperintahkan untuk mengungkap bayi Jocasta. Setelah diinterogasi dia mengungkapkan bahwa Oedipus sebenarnya adalah putra Jocasta. Setelah mengetahui keseluruhan cerita, mereka sekarang dapat melihat kebenarannya.
Jocasta tidak bisa hidup dengan kebenaran, jadi dia bunuh diri. Oedipus memutuskan untuk memberikan hukuman pada dirinya sendiri untuk melindungi masyarakat Thebes dan dia mencungkil matanya sendiri.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR