Pada saat letusan terjadi, dia sedang tinggal di Misenum, rumah pamannya, Pliny the Elder, komandan armada Romawi.
Setelah menyadari pembentukan awan yang tidak biasa muncul dari Vesuvius, Pliny the Elder memutuskan untuk menyelidiki fenomena tersebut dan juga membantu penduduk yang membutuhkan bantuan.
Dia berlayar menuju bahaya, sebuah keputusan yang akan menyebabkan kematiannya. Dalam suratnya, Pliny the Younger menggambarkan awan gelap, menyamakan bentuknya dengan pohon pinus, dan merinci ketakutan serta kebingungan yang mencengkeram orang-orang saat abu dan batu apung mulai berjatuhan.
Dia menceritakan kepergian pamannya dan kedatangan para pengungsi yang panik, membawa berita tentang bencana yang terjadi di seberang teluk.
Meskipun ada bahaya, Pliny the Elder memulai misi penyelamatan, dan dia tidak akan kembali. Dia meninggal di Stabiae, kemungkinan karena sesak napas atau komplikasi lain yang berhubungan dengan gas dan abu vulkanik.
Sementara itu, Pliny the Younger dan ibunya menghadapi cobaan berat mereka sendiri di Misenum. Ketika situasi memburuk, mereka memutuskan untuk meninggalkan kota, bergabung dengan kerumunan orang yang melarikan diri dari dampak letusan.
Gambaran Pliny mengenai kekacauan tersebut, dimana orang-orang berjuang untuk bergerak karena beratnya puing-puing yang berjatuhan dan kegelapan yang disebabkan oleh awan abu, memberikan gambaran yang mengerikan mengenai skala dan dampak bencana tersebut.
Karier Politik Pliny dalam Sejarah Romawi Kuno
Karier politik Pliny the Younger yang berlangsung selama beberapa dekade pada akhir abad pertama dan awal abad kedua M, mencerminkan ambisi pribadinya dan kompleksitas politik kekaisaran Romawi.
Perjalanannya dalam pelayanan publik Romawi dimulai dengan sungguh-sungguh ketika ia berusia akhir belasan tahun, sebuah lintasan yang khas bagi para pemuda dengan status sosialnya di Roma.
Peran pertamanya dalam jabatan publik adalah sebagai tribun militer di Suriah, peran yang ia emban sekitar tahun 81 Masehi.
Pengalaman awal di militer ini merupakan langkah kebiasaan bagi banyak bangsawan muda Romawi. Namun, minat dan bakat Pliny lebih selaras dengan peran hukum dan administratif dibandingkan peran militer.
Source | : | History,The Collector |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR