Masa tinggalnya di Samos tidak berlangsung lama. Pythagoras pindah ke Italia, di sana dia mendirikan sekolah misteri, dan merumuskan ajaran yang akan mengubah dunia.
Sekolah misteri yang ia dirikan di Italia sangat elite, terdiri dari anggota laki-laki dan perempuan, dan disebut Mathematikoi. Mirip dengan praktik sekolah Mesir dan Babilonia tempat dia belajar, mereka menerapkan kerahasiaan yang ketat.
Kelompok tersebut hanya mengomunikasikan filosofinya secara lisan, dan Pythagoras tidak pernah menuliskan apapun. Sebagian besar filsafatnya diketahui berasal dari tulisan Plato selanjutnya, yang mempelajari dan menulis tentang Pythagoras.
Salah satu gagasan utama Pythagoras adalah bahwa angka dan matematika adalah akar dari alam semesta. Segala sesuatu di dunia dapat dipahami dan dijelaskan melalui angka.
Dia berjasa menemukan Teorema Pythagoras yang terkenal, yang menyatakan bahwa dalam segitiga siku-siku, kuadrat panjang sisi miring sama dengan jumlah kuadrat kedua sisi lainnya.
Meskipun telah dikemukakan Teorema Pythagoras dapat ditemukan pada desain piramida Mesir, yang mendukung gagasan bahwa ia dididik di Mesir.
Pythagoras juga mempunyai keyakinan yang kuat terhadap gagasan reinkarnasi dan keabadian jiwa. Dia mengajarkan bahwa jiwa terperangkap di dunia fisik dan tujuan individu adalah membebaskan diri dari siklus kelahiran kembali melalui pencerahan spiritual.
Dia percaya akan adanya keharmonian Ilahi dan universal. Kunci untuk membuka keharmonisan ini adalah melalui pemurnian jiwa dan menjalani kehidupan yang bajik.
Dalam catatan sejarah dunia, ajarannya sangat berpengaruh pada semua filsuf Yunani kuno selanjutnya, termasuk Socrates, Plato, dan Aristoteles.
Pengaruh Pythagoras terlihat pada semua filsuf Yunani di kemudian hari. Pythagoras dikenang atas kontribusinya terhadap matematika, serta pengaruhnya terhadap perkembangan filsafat Barat, khususnya di bidang metafisika, dan spiritualitas.
Ide-idenya terus dipelajari dan diperdebatkan hingga saat ini, dan ia tetap menjadi tokoh penting dalam sejarah pemikiran Barat.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR