Baik pria maupun wanita di Mesir kuno memilih untuk menonjolkan bibir mereka melalui penggunaan warna oker merah.
Warna lipstik bisa bermacam-macam, mulai dari merah, hitam, oranye, atau magenta. Namun lipstik bukan sekadar ritual kecantikan—warna bibir seseorang juga dapat menunjukkan statusnya.
Para arkeolog telah menemukan kuburan para bangsawan yang berisi satu atau lebih pot berisi bahan lipstik.
Dalam lukisan Mesir Kuno, laki-laki bangsawan digambarkan dalam lukisan mengenakan celak berwarna gelap di sekitar matanya.
Ada beberapa tujuan dari eyeliner pria ini, namun pada akhirnya memberikan tampilan dramatis pada gambar dan artefak sejarah yang ditemukan dari periode ini.
Eyeliner pria adalah hal yang umum, tidak peduli status seseorang di masyarakat. Laki-laki kelas atas di Mesir kuno juga memastikan untuk merawat kuku mereka, dan banyak yang memiliki ahli manikur pribadi.
Cat kuku dibuat pada periode ini dengan menggunakan campuran henna untuk membuat pewarna kuku.
Selain warna, bentuk atau panjang kuku pun bisa menunjukkan status individu dalam masyarakat.
Perlindungan para Dewa
Orang Mesir percaya bahwa segala sesuatu yang mereka lakukan harus demi menyenangkan para dewa.
Banyak ritual kecantikan–baik saat mereka masih hidup maupun setelah kematian dalam pelestariannya–dilakukan untuk memastikan mereka terlihat menarik.
Mengingat betapa mereka mengidolakan dewa, tidak mengherankan jika para dewa mereka menjadi sumber inspirasi lain untuk jenis riasan yang dikenakan oleh pria Mesir Kuno.
Source | : | History Defined |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR