Strabo menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk melakukan perjalanan. Beberapa diantaranya adalah melakukan perjalanan jauh ke arah Timur, mencapai wilayah Kush–daerah pegunungan yang meliputi wilayah Iran dan Afganistan modern–kemudian ke wilayah Selatan, termasuk Mesir dan Etiopia.
Demikian juga, ia melakukan perjalanan secara luas di seluruh Mediterania dan Timur Dekat untuk mempelajari dan memetakan wilayah tersebut.
Pada tahun 29 SM, dalam perjalanannya menuju Korintus, ia mengunjungi pulau Gyaros di Laut Aegea. Sekitar tahun 25 SM, ia berlayar menyusuri Sungai Nil hingga mencapai Philae.
Pada abad pertama sebelum Masehi, Strabo melakukan perjalanan ke Osireion di Mesir dan menulis deskripsi tentang tempat tersebut.
Untuk tempat-tempat yang tak dapat ia kunjungi secara langsung, seperti Gallia, Inggris, Irlandia, Iberia, Mauritania, dan Sungai Danube, ia mengandalkan sumber-sumber seperti Polybius dan Posidonius. Begitu juga, untuk tempat-tempat tertentu yang ada di Yunani, ia menggunakan Apollodorus dari Athena dan Demetrius dari Scepsis.
Dalam menulis deskripsi tentang India dan Persia, ia menerima informasi tentang perjalanan Alexander Agung (356-323 SM) dari para sejarawan.
Untuk Mesopotamia, Suriah, Palestina, dan Laut Merah, Strabo mengandalkan catatan ekspedisi yang dikirim oleh Mark Antony dan Kaisar Augustus. Kenangan Strabo sendiri tentang Mesir dilengkapi dengan tulisan-tulisan Posidonius dan Artemidorus.
Kapan Strabo Menulis Geografi?
“Beberapa orang memperkirakan bahwa draf pertamanya ditulis sekitar tahun 7 SM, sementara yang lain meyakini bahwa draf tersebut ditulis sekitar tahun 17 atau 18 Masehi,” jelas Philip.
Tidak diketahui kapan tepatnya Strabo menulis Geografi. Rujukannya pada kematian Juba II, raja Maurousia (Mauretania) pada tahun 23 Masehi diyakini sebagai bagian terakhirnya.
Dua karya pertamanya, pada dasarnya, memberikan definisi tentang tujuan dan metode geografi dengan mengkritik karya-karya dan penulis sebelumnya. Ia menemukan kesalahan pada rancangan peta yang dibuat oleh cendekiawan Yunani pendahulunya. Salah satunya adalah Eratosthenes.
Meskipun Strabo menghormati Eratosthenes sebagai seorang cendekiawan besar dalam sejarah geografi, dia menemukan bahwa pendekatan Eratosthenes masih kurang presisi dalam beberapa hal. Strabo sendiri berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan metode-metode tersebut dalam karyanya sendiri, "Geographica."
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | britannica,Greek Reporter,Ancient Origins |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR