Shin Gunto mungkin merupakan pedang militer pertama yang diproduksi secara massal di Jepang. Karena banyaknya jumlah pedang yang dibutuhkan, metode penempaan tradisional jelas sulit dilakukan.
Berikut adalah ragam jenis Shin Gunto yang digunakan dalam Perang Dunia II:
Diperkenalkan pada tahun 1934, shin gunto 94 digunakan oleh para perwira Angkatan Darat Kekaisaran Jepang.
Pedang ini memiliki gagang klasik yang dibuat dengan cara tradisional–terbuat dari kulit ikan pari dan sutra.
Terdapat ciri mencolok yang membedakan tipe 94 dengan tipe lainya. Jolene menjelaskan, “sarungnya biasanya terbuat dari logam dan memiliki pelindung lapisan kayu, tetapi juga terbuat dari kulit untuk penggunaan dalam pertempuran.”
Pedang Tipe 95 atau pedang NCO, seperti namanya, dirancang untuk digunakan oleh NCO (bintara). Pedang ini diperkenalkan pada tahun 1935, sebelum Perang Dunia II.
Pedang ini memiliki kemiripan dengan katana shin gunto milik perwira, tetapi secara khusus dirancang untuk diproduksi secara massal dengan harga yang murah.
Hampir semua pedang Tipe 95 yang dibuat pada periode ini memiliki bilah yang dibuat dengan mesin.
Berbeda dengan gagang tipe 94, Jolene menjelaskan, “gagang pedang ini hanya terbuat dari logam, tembaga, atau aluminium, dan dicat agar menyerupai aslinya.”
Pedang shin gunto Tipe 98 muncul sekitar tahun 1938 sebagai penyederhanaan dari pedang perwira Angkatan Darat Jepang Tipe 94.
Awalnya, menurut Jolene, “perbedaannya tidak kentara dan sulit untuk dilihat, tetapi seiring berjalannya perang, perbedaannya menjadi terlihat jelas.”
Pada akhir perang, pedang ini menjadi murahan dan sederhana, sangat kontras dengan pedang yang dibuat dengan baik dari periode sebelum perang.
Kaigunto merupakan versi shin gunto yang diperuntukkan bagi para perwira Angkatan Laut. Pedang ini memiliki penampilan dan kualitas yang mewah.
“Biasanya pedang ini memiliki sarung kulit pari yang mewah dengan dipernis hitam atau biru tua” kata Jolene.
Banyak dari pedang ini memiliki bilah baja tahan karat yang dibuat oleh Tenshozan Tanrenjo di Prefektur Kanagawa, sebuah fasilitas produksi Kaiguntō dan pedang untuk Angkatan Laut Kekaisaran Jepang.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR