Analisis DNA jenazah Manusia Vittrup telah membantu mengungkap siapa dia, meskipun detail kehidupannya masih belum jelas. Pertama, tanda genetiknya berbeda dari sisa-sisa lain yang ditemukan di wilayah tersebut.
Jadi Anders Fischer dan Karl-Goran Sjögren, serta rekan-rekan penlitinya, memutuskan untuk melihat lebih dekat.
Melalui analisis enamel giginya, yang mengandung jejak isotop strontium, karbon, dan oksigen, para ilmuwan dapat menyimpulkan bahwa Manusia Vittrup tumbuh di sepanjang pantai Semenanjung Skandinavia. Untuk menguatkan hal ini, tim menemukan kecocokan antara DNA-nya dan orang-orang Mesolitikum dari Norwegia dan Swedia.
Pada suatu saat di masa dewasa mudanya, Manusia Vittrup mungkin menjadi seorang petani. Bagaimana kita mengetahui hal ini?
Analisis isotop dan protein pada gigi dan tulangnya menunjukkan adanya pergeseran pola makan dari makanan pesisir (mamalia laut dan ikan) ke makanan peternakan (domba atau kambing, sereal, dan produk susu) seiring bertambahnya usia.
Tampaknya pria misterius itu awalnya juga merupakan bagian dari masyarakat pencari makan di utara. Namun ia kemudian berpindah ke masyarakat petani di Denmark.
Perpindahan ini mungkin terjadi secara alami, sebagai bagian dari migrasi yang lebih luas ke Denmark. Atau, seperti yang dikemukakan oleh tim dalam penelitian mereka, Manusia Vittrup mungkin adalah seorang pedagang atau tawanan yang terintegrasi ke dalam masyarakat lokal.
Terlepas dari rincian bagaimana dia bisa sampai di Denmark, analisis baru ini menunjukkan bahwa terdapat tingkat pertukaran yang lebih rinci dan kompleks antara masyarakat Mesolitik dan Neolitik yang tinggal di Eropa saat ini.
Seperti yang dijelaskan oleh para peneliti studi dalam sebuah pernyataan, “Sepengetahuan kami, ini adalah pertama kalinya penelitian mampu memetakan riwayat hidup penduduk Eropa utara dengan tingkat detail yang tinggi dan dalam jarak waktu yang sangat jauh.”
Makalah studi ini telah dipublikasikan di jurnal PLOS ONE.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR