Nationalgeographic.co.id—Belmez de la Moraleda adalah kota yang tenang, terletak di antara pegunungan Andalusia. Tidak ada yang terjadi di sana, sampai peristiwa aneh menggemparkan dunia.
Rumah-rumah dengan tembok putih mutiara, jalan berbatu, dan orang-orang yang bersusah payah menjaga komunitas ini tetap hidup. Pada awal tahun 1970-an, kota ini terguncang hingga ke akar-akarnya.
Kemunculan wajah-wajah di dinding sebuah rumah, menjadi teka-teki besar yang menghantui dunia. Tak sedikit orang yang tergelitik untuk membuktikan kemunculan wajah manusia mendadak di sebuah dinding dan lantai rumah.
Salah satunya adalah Varsha Mariam dan Avaneesh Jai Damaraju, peneliti yang bermaksud untuk membuktikan kebenaran rumah hantu di Belmez itu.
"Ketika teman-teman saya memberi saya kesempatan untuk pergi ke Belmez, saya memanfaatkannya. Saya skeptis terhadap fenomena tersebut. Tujuan saya adalah menyangkal semua klaim aktivitas paranormal," tulisnya.
Varsha Mariam dan Avaneesh Jai Damaraju menulisnya kepada Manipal the Talk Network dalam artikel berjudul "Mysteries of the World: The Bélmez House" yang diterbitkan pada 9 November 2019.
Rumah keluarga Pereira itu memiliki keindahan yang tak dapat dijelaskan. Secara konstruksi, rumah itu sama dengan rumah-rumah lain di jalan itu, tetapi entah bagaimana dunia melihatnya berbeda.
Keluarga yang menghuni rumah tersebut adalah orang-orang sederhana. Kepala keluarga adalah Juan Pereira, seorang pria yang sangat ramah. Miguel Pereira, putra Juan dan Maria Pereira, adalah seorang putra yang penurut.
Maria Pereira, nyonya rumah, adalah seorang wanita keibuan, yang bekerja sama dengan saya dalam setiap upaya untuk mengungkap kebenaran.
Saat pertama kali wajah misterius itu muncul di bagian dapur, Maria menceritakannya kepada para peneliti. Saat itu, pagi hari di bulan Agustus ketika seluruh kota dipenuhi ketenangan. Jeritan menembus ketenangan ini.
Pagi itu, Maria memanggil nama Juan (suaminya). "Ada wajah-wajah di dinding!" kisahnya. Juan melihat itu dan ikut terkaget dengan kemunculan gambar wajah secara tiba-tiba. Akibat kepanikan itu, banyak orang berkumpul untuk melihat keanehan di rumah itu.
Secara lengkap, Maria menceritakan: "saat itu bulan Agustus 1971. Aku tidak bisa membodohi siapa pun. Aku sedang menjalani hari-hariku ketika aku melihat wajahnya. Kemudian, kami mencoba menghancurkan wajah itu dengan beliung besar."
Source | : | Manipal the Talk Network |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR