Nationalgeographic.co.id—Achilles adalah tokoh utama dalam Illiad yang menceritakan kepahlawanan saat terjadi Perang Troya. Achilles menjadi salah satu pahlawan simbol mitologi Yunani dan sastra modern karena keberanian dan kekuatannya.
Saat membalas kematian sahabatnya, Patroclus, Achilles menjadi sangat agresif dan garang. Ia menjadi simbol keberanian dalam mitologi Yunani yang ikonik.
Syair epik Homer bersama dengan The Odyssey, masih mempunyai pengaruh besar dalam sastra Barat hingga saat ini. Hal ini juga berlaku bagi Achilles, pejuang tak kenal takut yang menjadi simbol kegagahan.
“Nyanyikan, Dewi, tentang kemarahan putra Peleus, Achilles,” adalah baris pembuka Iliad.
Itu adalah syair yang menggambarkan beberapa minggu dari sepuluh tahun Perang Troya, terutama banyak prestasi Achilles.
Mitologi Yunani menjelaskan bahwa sang pahlawan kebal karena ibunya, Thetis telah mencelupkannya ke sungai Styx saat masih bayi.
Namun, ia masih mempertahankan satu bagian tubuhnya yang rentan, yaitu tumit yang digunakan ibunya untuk membenamkannya ke dalam sungai.
Apa yang terjadi pada Achilles setelah Iliad?
Kematian Achilles tidak disebutkan sama sekali dalam Iliad. Cerita Paris membunuh Achilles yang telah menemukan satu titik lemah pada prajurit Yunani ini, berasal dari legenda kuno lainnya.
Kisah tersebut mengungkapkan bahwa Paris menembak prajurit itu di bagian tumit dengan panah dan membunuhnya.
Istilah “tumit Achilles” dan “tendon Achilles”, yang masih digunakan sampai sekarang, berasal dari Iliad.
Namun kematian Achilles akibat panah Paris tidak disebutkan dalam syair epik tersebut.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR