“Dengan mempertimbangkan analogi teori turbulensi Kolmogorov, dari hasil yang kami peroleh, kami dapat menyimpulkan bahwa turbulensi pencahayaan lukisan van Gogh yang diteliti mirip dengan turbulensi nyata,” jelas para peneliti.
“Jadi, distribusi pencahayaan pada lukisan [Van Gogh] menunjukkan ciri karakteristik yang sama dengan fluida turbulen.”
Kolmogorov telah mengusulkan model yang tepat akan turbulensi fluida dengan kaskade energi. Model ini memberikan gambaran pusaran besar yang mentransfer energi ke pusaran yang lebih kecil.
Jauh sebelum Kolmogorov lahir, Van Gogh mengilustrasikan model tersebut. Objek melingkar-lingkar ini begitu tepat untuk mendeskripsikan fluida turbulen yang memberikan energi ke lingkar lainnya.
Meski mungkin sudah diketahui oleh Van Gogh oleh perspektifnya yang muncul dari sakit mental, dan diperhitungkan secara matematika oleh Kolmogorov, nyatanya turbulensi matematika masih menjadi masalah yang belum terpecahkan dalam fisika.
Wawasan luas Van Gogh
Singkatnya, Van Gogh punya kapasitas dalam pemikirannya yang membingungkan untuk menjelaskan turbulensi alam yang dilihatnya. Cara dirinya memandang, terang para peneliti, belum pernah terjadi sebelum Van Gogh.
"Kami telah memeriksa lukisan-lukisan lain yang tampaknya memiliki turbulensi dari berbagai seniman, dan tidak menemukan bukti adanya skala Kolmogorov," lanjut para peneliti.
Jika Van Gogh dapat melihat fenomena turbulensi fluida pada cahaya dalam pelukisannya, bagaimana ilmu ini didapatnya? Mungkinkah gangguan kejiwaannya memberi Van Gogh wawasan supernatural akan ilmu pengetahuan yang baru diketahui beberapa dekade setelahnya?
Dalam sebuah laporan singkat di TED-Ed, Natalya St. Clair mengungkapkan bahwa penderitaan hebat yang dialami Van Gogh, membuatnya memahami konsep paling sulit yang dihadirkan alam kepada manusia.
St. Clair adalah rekan peneliti dan Koordinator Project di The Concord Consortium, AS. Dia juga penulis buku suplemen edukasi matematika bertajuk The Art of Mental Calculation.
"Terlalu sulit juga untuk secara akurat mengungkapkan keindahan dari fakta bahwa periode sulit yang hebat, Van Gogh entah bagaimana dapat memahami dan mewakili salah satu konsep paling rumit yang pernah dihadirkan alam kepada umat manusia, dan menyatukan mata pikirannya yang unik dengan misteri terdalam tetang pergerakan, cairan, dan cahaya," ujar St. Clair, dikutip dari the Marginalian.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR