Nationalgeographic.co.id - Vincent van Gogh (1853–1890) hanyalah seorang seniman. Hampir separuh masa hidupnya dipenuhi perjuangan penyakit mental yang membuatnya harus dirawat di rumah sakit jiwa secara suka rela setelah memutilasi telinga sendiri.
Meski terkena penyakit mental dan harus dirawat di rumah sakit dalam waktu yang tidak sebentar, ia menciptakan berbagai karya. Salah satunya, "Malam Berbintang (The Starry Night)", karyanya yang dibuat pada 1889. Karya ini sangat terkenal dan kerap direproduksi dalam sejarah seni.
Lukisan "Malam Berbintang" sangat unik, jika dibandingkan karya seni impresionisme lainnya yang marak pada abad ke-19. Keunikannya terletak dari ragam objek yang ditorehkan Van Gogh melalui kuas-kuasnya. Ragam bintang dan cahaya di dalamnya tampak memiliki pengetahuan sains yang melampaui pengetahuan ilmuwan pada masanya.
Sebuah penelitian tahun 2006 menyingkap bahwa lukisan-lukisan Van Gogh lainnya memiliki pola menakjubkan ini, kecuali "Potret Diri dengan Telinga Diperban dan Pipa".
Para peneliti menjelaskan "hasil kami menunjukkan bahwa Malam Berbintang dan lukisan-lukisan van Gogh lainnya yang penuh semangat, dilukis selama periode agitasi psikotik yang berkepanjangan."
Masalah kejiwaan Van Gogh ini menyebabkan guncangan terhadap apa yang dilihatnya dari lingkungan sekitar. Makalah penelitian itu berjudul "Turbulent luminance in impassioned van Gogh paintings", pracetaknya tayang di ArXiv.
Fisika dari Lukisan Van Gogh
Penelitian yang dipimpin oleh Jose Luis Aragon dari National Autonomous University of Mexico itu menjelaskan bahwa ragam objek dalam lukisan Van Gogh sangat unik. Lukisan-lukisannya memiliki lingkar tubulensi alami bak pusaran pada air yang sangat akurat.
Para peneliti melihat lukisan turbulensi melingkar ini seperti pola mengalir yang disebut "skala". Pemahaman ini pula yang juga digunakan oleh ahli matematika Uni Soviet Andrey Kolmogorov (1903–1987) ketika menjelaskan turbulensi fluida, terang para peneliti.
Turbulensi fluida atau aliran turbulen yang dikemukakan Kolmogorov dapat dijelaskan sebagai aliran yang punya kecepatan yang berubah-ubah dan mengandung partikel yang bergerak secara stabil. Turbulensi fluida terjadi pada gas atau cairan.
Contoh turbulensi fluida di sekitar kita, misalnya adalah bagaimana asap naik dari cerobong yang lurus. Asap membumbung tinggi, lalu pecah menjadi pola liar yang berputar-putar. Saat asap semakin panas dan naik lebih cepat, gerakannya beralih dari aliran yang halus menjadi turbulensi yang kacau.
Contoh lainnya, seperti aliran sungai yang tenang. Kemudian ketika perahu melintas, turbulensi yang diberikan membuat air berombak dengan kacau.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR