Nationalgeographic.co.id—Mungkin banyak orang belum tahu bahwa kata vandalisme yang populer dalam perbendaharan kosa kata kita berasal dari nama suku Vandal.
Kata ini muncul setelah adanya peristiwa penghancuran dan penjarahan Kota Roma yang tidak masuk akal dan memiliki dampak yang luas dalam sejarah dunia.
Vandalisme terhadap Kota Roma ini dilakukan pada tahun 455 M di bawah pimpinan seorang pemimpin bernama Genseric atau Gaiseric. Hingga saat ini Gaiseric dari suku Vandal tetap menjadi salah satu musuh terberat Kekaisaran Romawi.
Gaiseric lahir dari Raja Vandal Godigisel. Suku Vandal adalah suku Jermanik yang sebagian besar mendiami Polandia Selatan saat ini, tetapi kemudian membangun benteng mereka di Semenanjung Iberia dan Afrika Utara.
Gaiseric memerintah untuk waktu yang lama dan pemerintahannya membuat suku Vandal menjadi salah satu kekuatan utama di dunia Mediterania.
Pada tahun 455 M, Gaiseric membawa pasukan besarnya dari Kartago ke Italia, kemudian secara sistematis merebut dan menjarah Kota Roma, dan merampas semua kekayaannya.
Sekarang cukup jelas bahwa Roma tidak mampu menanggung penjarahan itu, dan Kekaisaran Romawi Barat terus mengalami kemunduran setelah kejadian ini.
Asal-usul Gaiseric dari suku Vandal
Gaiseric diperkirakan hidup sejak tahun 428 hingga 477 Masehi. Gaiseric adalah raja kaum Vandal dan Alani (428–477) yang menaklukkan sebagian besar wilayah Afrika Romawi dan pada tahun 455 menjarah Kota Roma.
Gaiseric menggantikan saudaranya Gunderic pada saat kaum Vandal menetap di Baetica, yang saat ini jadi wilayah Andalusia modern, Spanyol. Pada bulan Mei 428 Gaiseric memindahkan seluruh rakyatnya, konon berjumlah 80.000 orang, ke Afrika.
Rupanya dia diundang ke Afrika oleh gubernurnya, Count Bonifacius, yang ingin menggunakan kekuatan militer kaum suku Vandal dalam perjuangannya melawan pemerintah kekaisaran.
Gaiseric menyebabkan kehancuran besar ketika ia bergerak ke arah timur dari Selat Gibraltar melintasi Afrika. Dia menyerang Bonifacius, mengalahkan pasukannya pada tahun 430, dan kemudian menghancurkan pasukan gabungan kekaisaran Timur dan Barat yang dikirim untuk melawannya.
Pada tahun 435 Gaiseric membuat perjanjian dengan Kekaisaran Romawi yang menyatakan bahwa suku Vandal mempertahankan Mauretania dan sebagian Numidia. Syaratnya suku Vandal harus menjadi foederati, atau sekutu berdasarkan perjanjian khusus, bagi Roma.
Dalam sebuah tindakan yang mengejutkan pada tanggal 19 Oktober 439, Gaiseric merebut Kartago, sehingga menolak kekuasaan Romawi dan memberikan pukulan telak terhadap kekuasaan kekaisaran.
Dalam perjanjian tahun 442 dengan Roma, suku Vandal diakui sebagai penguasa prokonsuler Afrika, Byzacena, dan bagian dari Numidia.
Armada Gaiseric segera menguasai sebagian besar Mediterania barat, dan dia mencaplok Kepulauan Balearic, Sardinia, Korsika, dan Sisilia.
Namun, eksploitasinya yang paling terkenal adalah penangkapan dan penjarahan Kota Roma, pada bulan Juni 455. Selanjutnya Gaiseric mengalahkan dua upaya besar Romawi untuk menggulingkannya, yaitu upaya kaisar Majorianus pada tahun 460 dan yang dipimpin oleh Basiliscus pada tahun 468.
Gaiseric pada akhirnya wafat pada tahun 477 Masehi. Kekuasaan Gaiseric dari suku vandal disuksesi oleh putranya, yakni Huneric.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR