Nationalgeographic.co.id—Peradaban Yunani kuno mendominasi Mediterania Timur. Seiring dengan berjalannya waktu, Acropolis Athena dan Parthenon dibangun. Selain itu, kuil-kuil besar pun didirikan di Delphi dan Olympus. Ada banyak situs-situs penting yang tersebar di Yunani, Makedonia, Thrace, hingga Asia Kecil.
Kuil-kuil yang dipersembahkan untuk para dewa dewi mitologi kerap dikaitkan dengan budaya Yunani. Tapi seperti apa sebenarnya rumah-rumah masyarakat di masa itu?
Pertama, perlu dicatat bahwa sejumlah besar variabel terlibat dalam pembangunan rumah di dunia Yunani kuno. Mungkin contoh paling terkenal dari hal ini adalah negara-kota Sparta. Masyarakat Sparta sebagian besar tinggal di barak tentara raksasa. "Dan rumah mereka hanya terdiri dari tenda-tenda besar," tulis Card Seaver di laman History Defined.
Sedangkan di Mesir era Ptolemy, pembangunan rumah melibatkan penggunaan lumpur dan buluh papirus untuk membangun dinding.
Komunitas lain lebih suka menggunakan kompleks gua sebagai tempat tinggal mereka. Seperti pada zaman kuno di antara masyarakat Matala di pulau Kreta dan di antara bangsa Lycian di Asia Kecil.
Rumah di Athena di era Yunani kuno
Sebagai contoh standar rumah Yunani, mari kita ambil contoh negara-kota Athena antara abad keenam dan keempat SM.
Ratusan ribu orang tinggal di Athena pada puncak kekuasaan ekonomi dan politiknya pada pertengahan abad kelima SM. Mereka tinggal di unit perumahan kecil, yang sebagian besar terdiri dari kurang dari setengah lusin kamar.
Di tengah-tengahnya terdapat sebuah halaman yang diberi naungan. Di naungan itu orang dapat menikmati taman di tengah udara panas.
Jendela-jendelanya hanya sedikit yang dapat menahan panas. Dinding-dindingnya dicat atau dibangun dengan cara yang dapat menolak panas dan menjaga suhu. Semua dilakukan agar penghuni rumah bisa bertahan selama bulan-bulan musim panas.
Ruangan-ruangan yang dibangun di sekeliling halaman bersifat serbaguna. Beberapa di antaranya bisa digunakan untuk bekerja di pagi hari. Kemudian diubah menjadi tempat hiburan pengunjung di malam hari.
Memasak pun mungkin dilakukan di sebuah ruangan pada pagi hari. Ruangan itu kemudian diubah menjadi ruang menjahit yang digunakan untuk menjahit. Jadi gagasan tentang ruangan untuk aktivitas berbeda, seperti kita membagi rumah menjadi seperti sekarang, tidak sekaku di zaman dahulu.
Source | : | History Defined |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR