Nationalgeographic.co.id - Dinasti Zhou adalah dinasti yang paling lama bertahan dalam sejarah Tiongkok kuno. Dinasti ini bertahan dari abad ke-11 hingga ke-3 SM. Para penguasa pada zaman ini tidak asing dengan peperangan. Di saat yang sama, mereka juga menciptakan lingkungan tempat unsur-unsur budaya yang menarik dan bertahan lama tumbuh subur.
Dinasti Zhou menggantikan Dinasti Shang. Sejarah Dinasti Zhou dapat dibagi menjadi dua bagian–Zhou Barat dan Zhou Timur. Selain itu, periode terakhir dapat dibagi antara Periode Musim Semi dan Musim Gugur dan Periode Negara-Negara Berperang. Periode terakhir ini menjadi saksi penurunan otoritas Zhou dan fragmentasi Tiongkok.
Dinasti Zhou berakhir ketika Dinasti Qin muncul sebagai pemenang dari perebutan kekuasaan. “Qin akhirnya menyatukan Tiongkok dan mendirikan dinasti kekaisaran Tiongkok pertama, Dinasti Qin,” tulis Wu Mingren di laman Ancient Origins.
Penguasa pertama Dinasti Zhou dalam sejarah Tiongkok kuno
Pendiri Dinasti Zhou tercatat adalah Raja Wu dari Zhou. Meski demikian, ayahnya, Raja Wen dari Zhou, yang berjasa “menabur benih” pemberontakan melawan Dinasti Shang. Raja Wen membentuk aliansi dengan para pemimpin negara tetangga. Dengan aliansi itu, Raja Wen mampu membangun kekuatan militer yang dapat melawan pasukan Shang. Raja Wen juga tercatat sebagai penguasa yang adil dan baik hati. Dalam sejarah Tiongkok kuno, jasa-jasa dianggap berkontribusi terhadap pemberian Mandat Surga kepada putranya. Pada akhirnya, hal tersebut memungkinkan berdirinya Dinasti Zhou.
Dinasti Shang dikalahkan oleh Zhou pada Pertempuran Muye yang terjadi sekitar tahun 1046 SM. Raja Zhou dari Shang, penguasa Shang terakhir, bunuh diri setelah mengalami kekalahan. Kematiannya pun mengakhiri kekuasaan Dinasti Shang.
Sejarah Dinasti Zhou terbagi menjadi dua bagian, Zhou Barat dan Zhou Timur. Yang pertama pada sekitar tahun 1045 hingga 771 SM dan yang terakhir sekitar tahun 770 hingga 256 SM.
Meskipun Raja Wu berhasil menggulingkan Dinasti Shang, Zhou masih belum mampu mengendalikan sepenuhnya bekas wilayah Shang di timur. Dengan demikian, tugas mengonsolidasikan posisi dinasti baru berada di pundak saudara raja, Adipati Zhou.
Selain menaklukkan wilayah-wilayah ini untuk Zhou, Adipati Zhou juga menjabat sebagai wali keponakannya, Raja Cheng dari Zhou. “Cheng naik takhta saat masih kecil,” tambah Mingren.
Dinasti Zhou Barat berakhir pada tahun 771 SM, ketika Raja You dari Zhou dibunuh dalam penyerangan terhadap istananya oleh ayah mertuanya, Marquis dari Shen dan Quanrong, suku nomaden.
Setelah Raja You terbunuh, putranya yang digulingkan, Pangeran Yijiu (cucu Marquis dari Shen), diangkat menjadi Raja Ping dari Zhou. Peristiwa tersebut menandai dimulainya Zhou Timur. Meskipun periode Dinasti Zhou ini berlangsung hingga tahun 256 SM, periode ini dapat dibagi menjadi dua bagian besar–Periode Musim Semi dan Musim Gugur serta Periode Negara-Negara Berperang. Bahkan ketika Raja Ping dilantik sebagai penguasa baru Dinasti Zhou, pusat kekuasaan Zhou sudah menurun dan kerajaannya terpecah-pecah. Perpecahan itu memunculkan Periode Musim Semi dan Musim Gugur.
Musim Semi dan Musim Gugur dan Negara-Negara Berperang
Periode ini, yang berlangsung hingga sekitar tahun 476 SM, menjadi saksi naik turunnya banyak kerajaan kecil di Tiongkok kuno. Meskipun masa ini merupakan masa kekacauan politik, masa ini juga ditandai dengan berkembangnya filsafat Tiongkok kuno. Selama Periode Musim Semi dan Musim Gugur itulah ‘Seratus Aliran Pemikiran’ berkembang pesat, termasuk Konfusianisme, Taoisme, dan Legalisme.
Kembali ke medan politik, tujuh kerajaan besar–Qin, Qi, Chu, Yan, Han, Zhao, dan Wei akhirnya keluar dari kekacauan. Peristiwa tersebut mengawali Periode Negara-Negara Berperang. Namun hal ini tidak mengakhiri kekacauan. Pasalnya, ketujuh kerajaan besar tersebut terus berperang satu sama lain selama sekitar 2 abad. Selama periode ini, kekuasaan sebenarnya terkonsentrasi di tangan tujuh kerajaan ini. “Sementara raja Dinasti Zhou memegang kekuasaan hanya sebatas nama saja,” Mingren menambahkan lagi.
Dinasti Zhou berakhir pada tahun 256 SM, ketika ibu kota Zhou, Chengzhou (sekarang dikenal sebagai Luoyang) direbut oleh Dinasti Qin. Penguasa terakhirnya, Raja Nan dari Zhou, terbunuh. Karena kekuasaan Dinasti Zhou yang sebenarnya sudah sangat berkurang pada saat itu, kejatuhan dinasti ini tidak dianggap sebagai peristiwa sejarah yang besar. Namun dalam sejarah Tiongkok kuno, Dinasti Zhou menjadi dinasti yang berkuasa paling lama, yaitu sekitar 800 tahun.
Berakhirnya Dinasti Zhou membuka lembaran baru dalam sejarah Tiongkok kuno. Dinasti Qin, di bawah kepemimpinan Qin Shi Huang, menyatukan Tiongkok. Qin Shi Huang mengangkat dirinya menjadi kaisar Tiongkok yang pertama.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR