Nationalgeographic.co.id—Kabar gembira, Toyota Eco Youth (TEY) hadir kembali tahun ini. Lomba inovasi bertema lingkungan ini mengajak pelajar SMA dan sederajat untuk berperan aktif dalam penyelamatan lingkungan. Kalau kalian ingin memberi dampak baik ke lingkungan sekaligus berprestasi, kalian dan sekolah kalian wajib ikutan acara seru ini.
Mengusung tema EcoActivism dengan fokus pada "dekarbonisasi", TEY 2024 mengajak pelajar SMA sederajat untuk ikut serta dalam mencari solusi dan inovasi pengurangan karbon yang berdampak ke lingkungan dan berpengaruh terhadap komunitas di sekitarnya.
Unsur utama dari TEY kali ini adalah gerakan (movement) kaum muda untuk penyelamatan lingkungan dengan target utama untuk lingkungan lebih baik dan berdampak ke sekitar.
Aksi dan gerakan untuk peduli pada iklim telah diusung oleh banyak anak muda di seluruh dunia. Di Swedia, ada Greta Thunberg, seorang remaja perempuan yang sejak musim panas 2018 (saat itu usianya masih 15 tahun) hingga saat ini secara konsisten terus melakukan protes dan advokasi perubahan iklim di forum-forum dunia.
Perjuangan Thurnberg bermula dari aksinya turun ke jalan hingga kemudian ke forum dunia. Thunberg menyentak dunia dengan pernyataan-pernyataannya yang tajam, singkat, dan langsung menghujam ke inti persoalan: keadilan iklim. Ia marah karena generasinya pada dekade mendatang memperoleh ketidakadilan iklim akibat ulah generasi sekarang.
Aksi Thurnberg telah menginspirasi anak-anak muda di berbagai belahan dunia lainnya untuk menggelar aksi serupa. Makin banyak remaja dan anak muda yang sadar dan peduli akan krisis iklim, makin banyak pula keluarganya yang ikut peduli terhadap lingkungan.
Di Indonesia, ada Aeshnina Azzahra Aqilani alias Nina. Aktivis cilik berusia 16 tahun asal Gresik, Jawa Timur, itu juga mendapat perhatian dunia berkat aksi kepeduliannya terhadap lingkungan.
Sejak tiga tahun lalu nama Nina telah mulai mendunia. Dia usia 14 tahun dia menjadi pembicara di forum Plastic Health Summit 2021 yang digelar di Amsterdam, Belanda.
Pada 21 April 2024 Nina berkesempatan untuk mengikuti March To End Plastic Era di Ottawa, Kanada.
Dia membawa gebrakan di konferensi lingkungan di Kanada. Mewakili River Warrior Indonesia (Riverin) dan BreakFree From Plastic, Nina menyuarakan keprihatinannya terhadap krisis sampah plastik dan mendesak negara maju untuk menghentikan ekspor sampah ke Indonesia.
Nina tak gentar menyampaikan keresahannya kepada para pemimpin negara, termasuk Menteri Lingkungan dan Perubahan Iklim Kanada, Steven Guilbeault. Ia mengungkapkan bahaya sampah plastik Kanada yang diolah menjadi bahan bakar makanan, membahayakan kesehatan.
Usaha Nina selama bertahun-tahun tak sia-sia. Berkat aksinya, Amerika Serikat menurunkan ekspor sampah plastik mereka hingga 50 persen! Kali ini Nina berharap Kanada pun mengikuti langkah ini dan menghentikan pengiriman sampah ke Indonesia dan negara-negara ASEAN.
Kisah inspiratif Nina ini menjadi bukti bahwa usia tak menjadi penghalang untuk membuat perubahan. Bahkan, sebuah studi yang terbit di jurnal Indian Journal of Occupational and Environmental Medicine menunjukkan bahwa anak-anak muda justru memainkan peran penting dalam memerangi perubahan iklim.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga telah menekankan pentingnya peran anak-anak muda dalam memerangi masalah ilmiah yang kompleks dan kesulitan sosial yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.
Anak-anak muda perlu terlibat dalam gerakan peduli iklim karena merupakan generasi berikutnya yang menghuni bumi dan mewarisi tanggung jawab untuk melindungi planet ini. Ketimbang generasi tua, generasi anak mudalah yang juga bakal paling terdampak oleh efek perubahan iklim.
"Pendidikan pemuda merupakan salah satu alat paling efektif untuk memerangi potensi destruktif perubahan iklim dan menumbuhkan pemahaman internasional di antara anggota generasi berikutnya karena ini adalah proses jangka panjang yang akan berdampak pada generasi mendatang yang tak terbatas," tulis para peneliti dalam studi tersebut.
Ban Ki-moon, mantan Sekretaris Jenderal PBB, pernah mengatakan bahwa anak-anak muda yang mahir menyebarkan kebiasaan dan teknologi baru memiliki posisi yang baik untuk berkontribusi dalam memerangi perubahan iklim.
Ban menekankan, “Mereka (anak-anak muda) mudah beradaptasi dan dapat dengan cepat menjadikan gaya hidup dan pilihan karier rendah karbon sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mereka."
"Oleh karena itu, anak-anak muda harus diberi kesempatan untuk berperan aktif dalam pengambilan keputusan di tingkat lokal, nasional, dan global. Mereka dapat secara aktif mendukung inisiatif yang akan mengarah pada pengesahan undang-undang yang berjangkauan luas," tegas Ban.
Sejak 2005, TEY hadir sebagai kompetisi gerakan penghijauan dan kepeduliaan lingkungan besutan Toyota Indonesia (PT Toyota-Astra Motor dan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia). Keberadaan TEY bertujuan untuk menjembatani kontribusi nyata generasi muda Indonesia bagi masa depan netralitas karbon.
Sejak dini, partisipasi aktif semua pihak terutama siswa di bangku sekolah menengah atas perlu terus diakselerasi guna mendukung Pemerintah mencapai target nol emisi karbon di tahun 2060.
Keterangan lengkap mengenai mekanisme pendaftaran untuk ikut serta dalam Toyota Eco Youth 13 tahun 2024 dapat Anda pantau di web dan media sosial National Geographic Indonesia.
Kick Off Toyota Eco Youth 13 dapat disaksikan secara live melalui Youtube National Geographic Indonesia. Anda dapat mendaftar dan mendapatkan link live streaming melalui di sini dan segera siapkan upaya inovasi kalian yang bisa berdampak baik ke lingkungan.
#jagabumi #Toyota #TEY13
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR