Sejak Dinasti Han, sudah menjadi rahasia umum bahwa para pendiri dinasti yang berjasa besar, justru harus ekstra waspada setelah dinasti tersebut berdiri.
Ketika para pemberontak tersebut berhasil menjadi kaisar, fokus utama mereka berubah. Dari seorang pejuang, mereka beralih menjadi penguasa. Setiap potensi ancaman terhadap kekuasaan kaisar akan memicu pembersihan politik.
Kekuasaan yang Memabukkan
Sebagai bawahan kepercayaan, Zhu Yuanzhang memberi Li Shanchang kekuasaan yang nyaris setara dengannya. Sayangnya, dengan kekuasaan besar tersebut, kelemahan karakter Li Shanchang justru semakin terlihat.
Ia perlahan menjadi angkuh dan bahkan melanggar hukum untuk keuntungan pribadi. Li Shanchang bahkan mengerahkan tentara untuk merenovasi rumahnya. Lebih parahnya lagi, ketika orang terdekatnya melanggar hukum, ia mencoba mempengaruhi jalannya proses pengadilan.
Semua perbuatan Li Shanchang dicatat oleh Zhu Yuanzhang. Awalnya, karena kontribusi besar Li Shanchang, Zhu Yuanzhang belum ingin menyingkirkannya. Namun seiring dengan niatnya untuk semakin memperkuat kekuasaan terpusat, Zhu Yuanzhang akhirnya mengambil tindakan.
Gelombang pertama pembersihan Zhu Yuanzhang menyasar Hu Weiyong, calon pengganti perdana menteri yang direkomendasikan oleh Li Shanchang. Dalam pembersihan politik selanjutnya, Zhu Yuanzhang sebenarnya masih belum berniat melikuidasi Li Shanchang, meskipun banyak yang menuduh Li terlibat dengan Hu Weiyong.
Sayangnya, meskipun Li Shanchang sudah menyadari ketidakpercayaan dan ketidaksenangan Zhu Yuanzhang terhadapnya, ia tetap melakukan tindakan yang mencampuri urusan internal istana. Hal ini membuat Zhu Yuanzhang murka dan akhirnya memutuskan untuk menyingkirkan Li Shanchang.
Pada tahun 1390, lebih dari 70 anggota keluarga Li Shanchang dieksekusi. Dinasti Ming pun kehilangan salah satu pendiri sekaligus perdana menteri pertamanya.
KOMENTAR