Nationalgeographic.co.id—Dinasti Ming, era kejayaan dalam sejarah Tiongkok, tak luput dari kisah kelam perebutan kekuasaan dan intrik politik.
Salah satu peristiwa paling mencengangkan terjadi pada tahun 1542, ketika Kaisar Jiajing, sang penguasa yang dikenal bengis dan haus kekuasaan, nyaris kehilangan nyawanya di tangan para selirnya sendiri.
Peristiwa ini dikenal sebagai Renyin Plot, sebuah upaya pembunuhan yang didorong oleh kekejaman dan ambisi sang kaisar.
Artikel ini akan mengisahkan bagaimana para selir Kaisar Jiajing merencanakan dan melancarkan aksi pembunuhannya, reaksi sang kaisar dan para pejabat istana, serta konsekuensi yang ditimbulkan dari peristiwa tragis ini.
Rentetan peristiwa ini menjadi pengingat kelam akan sisi gelap Dinasti Ming, di mana perebutan kekuasaan dan intrik politik dapat berujung pada tragedi yang mengerikan.
Kaisar Jiajing: Sosok Penguasa yang Kejam dan Ambisius
Kaisar Jiajing, yang naik tahta pada tahun 1521, dikenal sebagai pemimpin yang ambisius dan tak segan menunjukkan ketegasannya.
Sejak awal pemerintahannya, ia telah menunjukkan sisi kerasnya, seperti ketika ia memaksakan pemberian gelar dan ritual kekaisaran kepada orang tuanya, memicu perselisihan dengan istana.
Kekejamannya semakin terlihat ketika ia menghukum para pejabat yang menentangnya dengan kejam, bahkan menyiksa mereka hingga tewas.
Obsesi Jiajing terhadap keabadian, seperti dilansir dari Ancient Origins, kian memperparah sifat kejamnya.
Ia terobsesi dengan ramuan alkimia yang diyakini dapat memberinya kehidupan abadi.
Baca Juga: 'Cinta Beracun' Lady Zheng, Empaskan Dinasti Ming ke Jurang Kehancuran
KOMENTAR