Nationalgeographic.co.id–Kungfu Shaolin, atau shaolinquan adalah salah satu gaya seni bela diri tertua yang masih ada. Kungfu Shaolin juga merupakan salah satu seni bela diri yang paling berpengaruh. Telah ada sejak abad ke-6 M, kungfu Shaolin menjadi sarana pertahanan diri dan latihan bagi para biksu Buddha. Seiring berjalannya waktu, seni bela diri ini menyebar ke seluruh Asia Timur.
Ada banyak sistem seni bela diri Tiongkok modern yang mengaku sebagai “keturunan” dari Shaolin tradisional. Dan seni bela diri modern di Tiongkok sering menggunakan nama Shaolin untuk mendapatkan pengikut.
Asal-usul kungfu Shaolin
Versi paling awal dari sistem pertarungan ini diperkirakan berasal dari ajaran biksu India Batuo (awalnya bernama Buddhabhadra). Ia adalah kepala biara pertama biara Shaolin, pada abad ke-5 Masehi. Kungfu Shaolin bukanlah seni bela diri paling tua di Tiongkok. Tetapi seni bela diri ini adalah yang paling tersebar luas dalam sejarah Tiongkok.
Kehidupan biara melibatkan meditasi dalam jangka waktu yang lama. Untuk menangkal potensi efek negatif dari duduk diam dalam jangka waktu yang lama, seni bela diri diperkenalkan sebagai sarana latihan. Juga untuk menumbuhkan kewaspadaan selama meditasi Buddha. Pada awalnya, Shaolin diajarkan serangkaian gerakan sederhana yang dikenal sebagai Luohan Shiba Shou, atau 18 Arhat Hands.
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa biksu Buddhadarma mengajarkan Shaolin seni bela diri India, kalaripayattu. Namun tidak ada penyebutan sejarah tentangnya sampai Dinasti Tang (618-907 M), 2 abad setelah kuil tersebut dibangun.
Banyak seni bela diri Tiongkok yang dicirikan oleh teknik-teknik yang diberi nama puitis dan gerakan-gerakan seperti “mengalir”. Jadi, mari kita bahas beberapa bentuk yang paling terkenal.
Lima gaya hewan
Berbagai bentuk kungfu yang terinspirasi dari Shaolin diperkirakan berasal dari para biksu yang mengamati gerakan hewan. Saat itu, para biksu mengembangkan 18 teknik Luohan asli yang diciptakan selama Dinasti Sui (581-618 M). Legenda mengatakan bahwa biksu meniru perilaku dan “semangat” gerakan. Keduanya menggambarkan kualitas yang diinginkan dari seorang seniman bela diri seperti kekuatan, keseimbangan, atau fleksibilitas. “Seperti yang diekspresikan dalam gerakan hewan,” tulis Michael Smathers di laman The Collector.
Salah satu dari lima gaya adalah naga dan dapat dikatakan tidak ada biksu yang meniru naga dari pengalaman langsung.
Tradisi yang berbeda memiliki pandangannya sendiri terkait gaya kungfu Shaolin. Namun lima gaya hewan yang paling umum diterima adalah Harimau, Bangau, Macan Tutul, Ular, dan Naga.
Baca Juga: Bagaimana Sebuah Dinasti Bisa Menyatukan Tiongkok Jadi Kekaisaran?
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR