Nationalgeographic.co.id—Anne Boleyn dan Henry VIII, dua sosok yang tak bisa dipisahkan dari narasi sejarah Inggris.
Kisah asmara mereka yang sarat dengan konflik dan intrik politik merupakan salah satu bab terpenting dalam sejarah dinasti Tudor.
Dalam artikel ini, kita akan menyelami kisah Henry VIII yang berani menggoyahkan pondasi Gereja Inggris hanya untuk bersatu dengan Anne Boleyn.
Bagaimana mungkin Henry VIII, sang raja yang dikenal taat, tega menantang kekuasaan Paus dan menjadi katalisator bagi Reformasi Protestan?
Dan apa yang terjadi pada Anne Boleyn, ratu yang penuh ambisi, yang akhirnya harus menghadapi kematian tragis di bawah bilah algojo?
Ikuti narasi lengkap mereka dalam artikel berikut ini!
Awal yang Nyaris Sempurna
Henry VIII, lahir di Greenwich pada 28 Juni 1491, menjadi pewaris takhta setelah kematian saudaranya Arthur pada tahun 1502 dan naik takhta pada tahun 1509.
Dikenal cerdas dan atletis, seperti dilansir dari Royal.uk, ia fasih dalam beberapa bahasa dan sangat religius, sering menghabiskan waktu berburu sambil mendengarkan misa.
Henry juga memiliki minat yang kuat dalam seni, terutama musik dan sastra, meskipun lagu Greensleeves yang populer tidak dikonfirmasi sebagai karyanya.
Sebagai penulis, ia mencapai ketenaran dengan buku yang menyerang Martin Luther dan mendukung Katolik Roma, yang menghasilkan gelar 'Pembela Iman' dari Paus pada tahun 1521.
Baca Juga: Termasuk Anne Boleyn, Ini 10 Skandal Perselingkuhan Paling Mengguncang Sejarah
KOMENTAR