“Proses kerja sama antara OceanX, periset, dan lembaga, serta kementerian yang ada di Indonesia sudah berjalan sejak awal 2023. Dibutuhkan perencanaan serta koordinasi antarinstansi yang matang dalam menentukan jalur dan waktu eksplorasi,” kata Mego.
“OceanX merupakan kapal riset berbendera asing, diperlukan koordinasi dengan Kementerian Pertahanan dan Pushidrosal TNI-AL,” tambahnya.
Perencanaan jalur dan titik eksplorasi, terang Mego, juga memiliki tujuan berbeda-beda. Misalnya, untuk melihat patahan megathrust akibat gempa di Aceh 20 tahun lalu dilakukan di barat Pulau Sumatra.
“Setelah sampai di titik yang lain, maka akan dilakukan pengamatan yang berbeda. Misalnya, pemantauan atmosfer atau biota laut,” kata Mego.
Mego menyebut, kegiatan eksplorasi bersama OceanX juga melibatkan periset yang ada di darat.
“Tidak semua kegiatan eksplorasi dilakukan dari atas kapal riset. Kita juga melibatkan periset yang berada di darat,” terangnya.
“Sebagai contoh, periset yang ingin fokus meneliti kandungan mineral dari sampel laut dalam bisa berkoordinasi dengan periset yang ada di kapal riset untuk kebutuhan sampel,” beber dia.
Periset bidang Bioteknologi Kelautan Pusat Riset Oseanografi BRIN Ariani Hatmanti saat ini turut bergabung dengan sejumlah peneliti di Kapal Riset OceanX. Melalui sambungan online, dia menjelaskan kegiatan riset yang sedang dilakukannya.
“Saat ini, kami berkolaborasi dengan peneliti asing yang berada di OceanX untuk mengungkap biodiversitas, serta memetakan potensi dari mikroba dan biota-biota yang ada,” pungkasnya.
Source | : | Brin.go.id |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR