Kita juga dapat menemukan lokasi berbagai kota dan kerajaan lain, termasuk Asyur, Der, dan Urartu, menurut sebuah makalah tahun 1988. Semua permukiman ini dikelilingi oleh garis melingkar yang hampir sempurna yang melambangkan “Air Pahit” atau “Sungai Pahit”, yang biasanya diterjemahkan sebagai lautan.
Di bagian atas peta di luar lautan, tempat ini diberi label sebagai tempat “di mana Matahari tidak terlihat”. Mungkin mereka percaya ini adalah tanah kegelapan abadi, seperti ruang aneh yang dijelaskan dalam Epos Gilgames, atau mungkin ini adalah komentar samar tentang pergerakan Matahari.
Sebagian teks dalam peta dunia itu menyinggung berbagai monster dan makhluk fantastis yang hidup di berbagai wilayah, termasuk kuda bersayap, ular laut besar, manusia kalajengking, dan manusia banteng. Ada juga yang menyebutkan binatang yang tidak terlalu mengejutkan, seperti rusa, macan kumbang, rusa, monyet, kambing gunung, kerbau, dan serigala.
Karakter manusia juga menghuni Peta Dunia Babilonia. Teks tersebut menyinggung beberapa orang yang berbeda, termasuk Utnapishtim, pahlawan legendaris yang selamat dari banjir Babilonia, dan penguasa pertama Kekaisaran Akkadia, Sargon.
Jika Anda mencoba menjelajahi wilayah Asia Barat saat ini, dapat dikatakan bahwa Peta Dunia Babilonia tidak akan berguna. Selain itu, penyebutan hewan mitos tentu saja menyesatkan.
Namun, sebagai dokumen sejarah, objek tersebut menyimpan banyak wawasan menarik mengenai dominasi Kekaisaran Neo-Babilonia pada saat penciptaannya.
Menurut pakar British Museum, Dr Irving Finkel, Babel digambarkan sebagai wilayah yang “sangat luas dibandingkan dengan kota-kota lain di peta”, yang menunjukkan bahwa “isi peta tidak diragukan lagi mencerminkan Babilonia sebagai pusat dunia.”
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR