Bahan kimia apa pun yang aktif secara biologis dapat menyebabkan stres. Dan pada gilirannya dapat membuat ikan yang sudah menyusut menjadi lebih rentan terhadap penyakit, kata Snow.
“Hal ini menjadi bukti meningkatnya bahaya polusi kokain,” kata Anna Capaldo, profesor anatomi komparatif di Universitas Naples Federico II di Italia.
Capaldo mempelajari dampak kokain pada belut air tawar Eropa. Penelitian menemukan belut yang terpapar mengalami pembengkakan otot dan gangguan hormon yang menyebabkan stres lebih tinggi.
Capaldo mengatakan para ilmuwan perlu menyelidiki organ hiu sharpnose di Brasil yang terkena dampak. Tujuannya untuk dapat mengatakan dengan pasti apakah obat-obatan tersebut membahayakan ikan.
Hiu Florida juga berisiko
Fanara mempelajari potensi dampak kokain di lepas pantai Florida. Di lepas pantai itu, bale kokain terkadang jatuh dari kapal penyelundup narkoba dan masuk ke dalam air. Bale kokain adalah balok terbungkus plastik yang digunakan dalam transportasi ilegal.
Dalam kasus lain, bale kokain disembunyikan dalam jaring berbobot di bawah air, menunggu pengumpulan. Meskipun Fanara dan timnya belum menemukan bukti adanya kokain pada hiu Florida, kemungkinan besar hal itu memang terjadi.
Penelitian di Brasil ini sangat memprihatinkan, kata Fanara. Ia mencatat bahwa hiu sharpnose di Brasil menghabiskan seluruh hidupnya terpapar obat ini. Dan mereka adalah spesies yang rentan.
Namun Fanara mengatakan penelitian tersebut memiliki kelemahan “utama”. Para ilmuwan tidak mengambil sampel air dari lokasi di Recreio dos Bandeirantes tempat hiu ditangkap.
Maka Saggioro berupaya mendeteksi obat tersebut di seluruh daerah aliran sungai Rio de Janeiro. Tujuannya untuk mendapatkan gambaran lebih luas tentang keberadaan kokain di ekosistem.
Tidak ada solusi yang mudah
Mengontrol pelepasan kokain—dan bahkan obat-obatan legal—ke laut adalah hal yang sulit, kata Snow.
“Ada kemungkinan untuk mengolah air limbah sehingga Anda tidak melepaskan bahan kimia apa pun ke dalam air. Namun biayanya sangat mahal,” katanya.
Dalam studi tersebut, para peneliti menyerukan kepada badan pengawas di Brasil. Mereka perlu mengakui keberadaan obat-obatan terlarang di ekosistem laut. Dan juga memantau serta mengurangi keberadaannya melalui undang-undang.
Menemukan kokain pada ikan hiu, tulis mereka, menyoroti pentingnya kerangka hukum yang kuat. Selain itu, diperlukan langkah-langkah proaktif untuk mengatasi masalah lingkungan yang muncul ini.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR