Nationalgeographic.co.id—Sejarah dunia telah mencatat kemegahan banyak peradaban kuno di bumi. Mulai dari tepi Sungai Nil di Mesir, di Lembah Indus di Asia Selatan, hingga di pusat Mesopotamia di Timur Tengah.
Homo sapiens awal, atau manusia modern, sangat tidak dikenal karena muncul di Afrika sekitar 200.000 tahun lalu. Sementara itu hominid atau makhluk mirip manusia paling awal muncul sekitar 2 juta tahun yang lalu.
Dalam artikel yang disadur dari Best Diplomats ini, kita akan menjelajahi waktu dan catatan sejarah dunia untuk meneliti kedalaman, kompleksitas, dan warisan abadi dari lima peradaban kuno di bumi.
1. Tempat Lahirnya Peradaban: Mesopotamia
Mesopotamia, juga disebut sebagai "Tempat Lahirnya Peradaban," adalah peradaban yang ada di antara Sungai Efrat dan Tigris. Beberapa kota pertama, seperti Sumeria, Akkad, dan Babilonia, didirikan di wilayah ini.
Peradaban Mesopotamia, yang berkuasa sekitar tahun 3500 SM, terkenal karena pencapaiannya yang luar biasa dalam sejumlah disiplin ilmu.
Kitab Hammurabi adalah salah satu kitab hukum pertama yang pernah dibuat, dan dibuat di Babilonia pada masa pemerintahan Raja Hammurabi. Kitab ini menciptakan peraturan dan hukuman untuk banyak kejahatan, yang menjadi model bagi struktur hukum kontemporer.
Bangsa Mesopotamia memberikan kontribusi penting bagi bidang astronomi dan matematika. Mereka menciptakan gagasan tentang menit berdurasi 60 detik dan jam berdurasi 60 menit, yang masih berdampak pada cara kita melacak waktu saat ini.
Huruf paku, salah satu sistem penulisan pertama yang pernah dibuat, diciptakan oleh bangsa Sumeria. "Epos Gilgames" hanyalah salah satu cerita yang ditulis dalam tulisan berbentuk baji ini. Bahasa tertulis masa depan dibangun di atas fondasi huruf paku.
2. Peradaban Lembah Indus
Peradaban Lembah Indus, salah satu yang pertama dalam daftar ini, menjadi fondasi bagi semua peradaban lain yang berkembang di Lembah Indus.
Baca Juga: Sejarah Dunia: Enam Peradaban Manusia Paling Awal dan Peninggalannya
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR