Para pemimpin gereja secara teratur memperingatkan jemaat mereka untuk tidak menonton pertunjukan sirkus. Beberapa negara bagian bahkan memiliki undang-undang yang melarang sirkus sama sekali.
Badut berperan dalam memperburuk reputasi sirkus di Amerika saat itu.
Pemain sirkus P.T. Barnum mencatat bahwa sebagian dari daya tarik sirkus terdiri dari lelucon vulgar badut. Badut juga menumbangkan norma gender. Banyak yang tampil dalam balutan pakaian perempuan. Ironisnya, mereka sering kali melebih-lebihkan sosok perempuan dengan payudara palsu yang besar seperti dalam kartun.
Sudah jelas bahwa pertunjukan badut-badut sirkus di Amerika pada abad ke-19 bukan untuk anak-anak.
Badut mengubah citranya
Baru pada tahun 1880-an dan 1890-an, ketika pengusaha hiburan seperti Barnum berupaya untuk "membersihkan" sirkus. Tujuannya agar bisa menarik lebih banyak penonton. Saat itu, badut benar-benar dikaitkan dengan anak-anak.
Setelah sirkus mulai bepergian dengan kereta api, mereka dapat membawa lebih banyak peralatan. Hal ini memungkinkan mereka untuk makin berkembang dengan arena yang lebih besar. Penonton tidak dapat lagi mendengar suara para pemain yang ada di panggung. Maka muncul badut menjadi komedian pantomim. Badut baru ini pun menghilangkan bahasa yang berpotensi vulgar atau sugestif.
Pemilik sirkus, yang bertujuan untuk menghasilkan uang sebanyak mungkin, mencoba untuk menarik lebih banyak penonton. Termasuk wanita dan anak-anak. Untuk itu, mereka harus menghapus semua adegan memalukan. Sirkus pun melakukan pemantauan ketat terhadap perilaku karyawan mereka.
Pertunjukan dengan daya tahan paling lama, seperti Pertunjukan Terhebat di Bumi karya Barnum & Bailey. Pertunjukan mereka dikenal sebagai pertunjukan Sunday school atau sekolah Minggu. Pertunjukan tersebut bebas dari konten yang tidak pantas. Mereka berhasil menggambarkan diri mereka sebagai penyedia hiburan yang baik dan bersih.
Badut memainkan peran dalam transformasi ini. Penampilan mereka mudah dipahami anak-anak. Mereka tetap melontarkan lelucon kasar yang dianggap sebagai hiburan yang menyenangkan.
Hal ini berdampak lama. Badut menghibur keluarga di sirkus. Dan seiring dengan beralihnya hiburan ke film dan televisi, badut yang ramah anak juga mengikutinya. Badut menjadi bagian utama hiburan anak-anak pada abad ke-20. Sebuah program televisi populer yang menampilkan Bozo the Clown ditayangkan selama 40 tahun, dari tahun 1960 hingga 2001.
Dimulai pada tahun 1980-an, badut menjadi pengunjung tetap rumah sakit anak-anak untuk menghibur pasien muda. Dan perusahaan seperti McDonald's menggunakan badut sebagai maskotnya untuk menarik anak-anak.
Tapi pada abad ke-21, terjadi perubahan yang tajam. Sebuah studi tahun 2008 menyimpulkan bahwa "badut pada umumnya tidak disukai" oleh anak-anak saat ini. Beberapa orang menunjuk badut yang berubah menjadi pembunuh berantai John Wayne Gacy sebagai titik balik. Sementara yang lain mungkin menyalahkan "It" karya Stephen King karena telah membuat badut menjadi menakutkan.
Setelah meneliti sejarah sirkus di Amerika, badut yang disukai oleh anak-anak tampak sebagai hal yang “menyimpang dari norma”. Badut menakutkan saat ini bukanlah penyimpangan dari tradisi, tetapi kembali ke asalnya.
Source | : | Big Think |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR