Ada sekitar 20 satrapy di wilayah Kekaisaran Persia kuno yang memiliki luas 5 juta kilometer persegi. Sistem ini bukan devolusi kekuasaan total, tetapi bertujuan untuk memfasilitasi pemerintahan yang efektif dengan pengawasan rutin. Karena satrapy, Persia kuno sering diidentifikasi sebagai “negara” pertama.
Sistem pos
Orang Persia kuno menciptakan sistem pos formal dan berfungsi yang disebut “Chapar Khaneh”. Orang Mesir kuno dan Asyur memiliki layanan surat dan kurir. Tapi baru di bawah Darius I (548-486 SM), dunia kuno mendapatkan jaringan sistem relai dan kantor pos pertamanya.
Seorang tukang pos Persia kuno membawa parsel dan melompat ke atas kuda. Ia memacu kudanya hingga kelelahan. Sang tukang pos kemudian menukar kuda di kantor tukar (yang berjarak sekitar satu hari). Setelah sarapan cepat dengan roti pipih yang berisi buah ara, mereka akan mendapatkan kuda segar dan berlari kencang dalam perjalanan.
Toleransi di Kekaisaran Persia
Di bawah kekuasaan kaisar-kaisar besar Akhemeniyah, orang-orang yang ditaklukkan diizinkan untuk mempertahankan kepercayaan dan praktik keagamaannya. Dengan catatan, selama hal itu tidak mengganggu stabilitas kekaisaran.
Kekaisaran Persia membentang di tiga benua. Penduduknya sangat beragam, terdiri dari banyak suku, etnis, dan identitas agama. Sangatlah wajar bagi seorang Yahudi, Manichean, atau Zoroaster untuk berdebat tentang teologi di tempat peleburan budaya yang disebut Persepolis.
Akibatnya, kota-kota Persia kuno menjadi sumber inovasi ilmiah, filosofis, dan teknologi yang hebat. Kekaisaran sebelum Persia, seperti Mesir kuno dan Asyur, memaksa orang untuk tunduk kepada dewa-dewa mereka. Bangsa Babilonia tercatat dalam Alkitab sebagai bangsa yang memaksa orang-orang Yahudi untuk menghentikan ibadah mereka.
Bangsa Persia kuno adalah pihak pertama yang mengeklaim diri sebagai pihak yang paling “toleran” di dunia kuno.
Ruang hijau
Alasan mengapa sebagian besar rumah memiliki taman atau halaman mungkin karena bangsa Persia. Bangsa Mesir memiliki oasis yang indah, bangsa Babilonia memiliki Taman Gantung. Sedangkan bangsa Persia menjadikan taman sebagai hal yang umum.
Bangsa Persia melihat taman sebagai “surga di bumi”. Mereka yang mampu akan menyewa tukang kebun untuk memastikan sesuatu yang hijau dan indah selalu berada dalam jarak pandang.
Menurut Histories karya Herodotus, Kaisar Xerxes I bahkan memiliki kebun dari setiap jenis pohon yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Taman Persia, atau “Chahar Bagh,” sering kali menampilkan berbagai macam tanaman dan aliran air. Taman-taman tersebut merupakan tempat rekreasi tetapi juga tempat untuk merenung, berdiskusi, dan berbisnis.
Sementara itu, negarawan Romawi, Lucullus, melihat taman-taman ini secara langsung saat menjalankan misi diplomatik. Ketika kembali, ia meniru taman-taman Persia. Taman-taman tersebut menarik perhatian. Dan dari sana, taman-taman tersebut menyebar ke seluruh kekaisaran dan masuk ke hati orang-orang Eropa.
Persia telah memberikan banyak hal kepada dunia. Persia adalah pusat dunia selama setengah milenium. Persia adalah kekaisaran pertama yang memiliki ambisi sejati: menyatukan banyak orang di bawah satu negara.
Persia adalah salah satu kekaisaran pertama yang menyadari bahwa keberagaman dan multikulturalisme dapat menjadi kekuatan. Namun, hal tersebut masih sering diabaikan dalam diskusi-diskusi sejarah. Namun, kita tidak boleh melupakan Persia kuno, dari sanalah peradaban modern dimulai.
Source | : | Big Think |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR