Senada dengan Fowler, Afshan Khan, asisten sekretaris jenderal PBB dan koordinator Gerakan Scaling Up Nutrition (SUN), menekankan pentingnya melihat masalah pangan secara holistik.
Menurut Khan, perubahan iklim yang semakin intensif ini adalah momentum yang tepat untuk membahas hubungan antara produksi pangan, konsumsi, dan nutrisi. Khan kemudian memberikan analogi yang kuat: "Sistem pangan tanpa nutrisi bagaikan udara tanpa oksigen. Keduanya sama-sama vital bagi kelangsungan hidup."
Untuk mengatasi tantangan ini, Khan menyoroti peran SUN Business Network yang dipimpin oleh Global Alliance for Improved Nutrition dan World Food Programme. Jaringan ini berkomitmen untuk mendorong produksi lokal makanan bergizi berkualitas.
Khan menekankan pentingnya pendekatan menyeluruh dalam mengatasi masalah kekurangan gizi. Ia menyarankan agar kita melihat seluruh rantai nilai agri-pangan, mulai dari proses produksi di pertanian hingga makanan sampai di meja makan konsumen.
Bagi Khan, investasi tidak boleh berhenti pada upaya memperbaiki kondisi tanah dan tanaman saja, tapi juga perlu memikirkan bagaimana meningkatkan akses petani ke pasar, serta mencegah pembusukan makanan agar nutrisi yang terkandung di dalamnya dapat dinikmati oleh mereka yang membutuhkan.
Khan juga menyoroti pentingnya memastikan kesejahteraan petani, terutama petani wanita kecil yang menjadi tulang punggung produksi pangan dunia. Menurutnya, langkah ini bukan hanya soal keadilan sosial, tetapi juga merupakan investasi yang cerdas secara ekonomi.
Baik Khan maupun Fowle sepakat bahwa isu nutrisi harus menjadi bagian integral dari diskusi tentang perubahan iklim.
"Jika kita ingin mencapai keamanan nutrisi, bukan hanya sekadar keamanan pangan, maka kita harus menempatkan nutrisi sebagai tujuan utama dari setiap sistem pangan," tegas Fowler. "Pergeseran paradigma ini akan mengubah cara kita menganalisis masalah, merumuskan solusi, dan menentukan prioritas dalam kebijakan pembangunan."
KOMENTAR