Nationalgeographic.co.id—Perubahan iklim, konflik, dan ketidaksetaraan semakin mengintensifkan krisis pangan global.
Dalam situasi yang semakin kompleks ini, kita seringkali terjebak pada pemahaman yang sempit tentang ketahanan pangan, yakni sekadar ketersediaan makanan. Padahal, nutrisi yang seimbang adalah fondasi kehidupan yang sehat dan produktif.
Artikel ini akan mengungkap mengapa kita perlu melampaui paradigma lama dan menempatkan ketahanan nutrisi sebagai prioritas utama.
Tak cukup dengan memastikan ketersediaan pangan
Pertemuan Majelis Umum PBB tahun ini telah menyoroti masalah kelaparan dan kerawanan pangan yang semakin parah di seluruh dunia akibat perubahan iklim. Acara-acara terkait pun turut menekankan pentingnya isu ini.
"Namun, belakangan ini muncul kesadaran baru bahwa sekadar memastikan ketersediaan pangan saja tidaklah cukup," papar Tania Karas di laman Devex.
Cary Fowler, utusan khusus AS untuk keamanan pangan global, menekankan pentingnya keamanan nutrisi. Pemerintah, lembaga filantropi, dan bahkan perusahaan swasta perlu turut serta dalam upaya ini.
Fowler berpendapat bahwa dunia tidak hanya perlu memproduksi makanan dalam jumlah yang cukup, tetapi juga harus memastikan bahwa makanan tersebut bergizi. Hal ini sangat penting untuk mencegah masalah seperti stunting, wasting, dan kekurangan mikronutrien yang dapat menghambat perkembangan kognitif.
Dengan kata lain, kita perlu memastikan bahwa setiap orang memiliki akses terhadap makanan yang tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga mampu memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
Fowler pun menyambut baik upaya menghubungkan dua isu krusial: keamanan pangan dan nutrisi. Dalam pidatonya pada puncak acara Devex yang bertajuk "The Future Can't Wait" di sela-sela Sidang Umum PBB di New York, Rabu (25/9/2024), Fowler menekankan pentingnya pendekatan yang lebih komprehensif terhadap masalah pangan dunia.
"Untuk mencapai keamanan nutrisi, kita perlu menginvestasikan lebih banyak sumber daya dalam sistem pertanian yang beragam," ujar Fowler. "Kita harus memprioritaskan jenis tanaman yang kaya akan mikronutrien, terutama untuk anak-anak, guna mencegah masalah serius seperti stunting."
Baca Juga: Riset Geoinformatika Bisa Bantu Wujudkan Ketahanan Pangan di Indonesia
KOMENTAR