Nationalgeographic.co.id—Sumela adalah biara Ortodoks kuno berusia 1.600 tahun. Biara ini terletak di tebing curam dengan ketinggian 1.200 meter, di wilayah Macka, Trabzon, Turki. Apa yang menarik dari biara kuno ini?
Biara ini dibangun di atas bebatuan dan bisa dicapai melalui jalan setapak di tengah hutan. Lukisan dinding yang indah dari abad ke-18 di dinding biara merupakan gambaran dari Alkitab tentang Kristus dan Perawan Maria.
Mengutip dari laman Travel Atelier, “Situs ini ditinggalkan pada tahun 1923. Sejak itu, Biara Sumela menjadi museum dan objek wisata populer.” Lokasi, bangunan biara, dan pemandangannya yang menakjubkan menarik banyak orang untuk datang mengunjunginya.
Sejarah Biara Sumela
Biara Sumela didirikan oleh dua imam Yunani bernama Barnabas dan Sophronios pada tahun 386 M. Saat itu, Kaisar Romawi Theodosius I, yang juga dikenal sebagai Flavius Theodosius, menjadi penguasa kekaisaran.
Pada abad ke-6, di masa pemerintahan Kaisar Justinian, biara tersebut diperbaiki oleh salah satu komandannya yang bernama Belisarios.
Pada abad ke-13, Trabzon dan wilayah-wilayahnya mulai berada di bawah kendali formasi baru yang disebut Dinasti Komnenos. Dinasti tersebut berkembang sebagai kerajaan terpisah dari Kekaisaran Bizantium.
Trabzon menjadi ibu kota dari Dinasti Komnenos dan para pangeran menyebut diri mereka sebagai pewaris sejati Kekaisaran Bizantium. Selama masa pemerintahan Alexios Komnenos III (1349-1390), bangunan biara itu mengalami perbaikan hingga menjadi seperti sekarang. Biara Sumela didanai setiap tahun oleh kekaisaran dan mengalami masa kejayaannya.
Kekaisaran Ottoman menaklukkan Bizantium, kemudian Sultan Mehmet II menaklukkan Trabzon pada tahun 1461. Sang sultan memerintahkan agar Biara Sumela dilindungi. Para sultan setelah Mehmet II pun tetap setia pada perintah tersebut. Sultan Kekaisaran Ottoman memberikan hak dan keistimewaan khusus kepada biara tersebut.
Sampai pendudukan Rusia di Trabzon (1916-1918), Biara Sumela tetap aktif dan dikunjungi oleh para biarawan serta peziarah.
Baca Juga: Anak Kecil dari Biara Buddha Jadi Awal Kebangkitan Dinasti Ming Tiongkok
Pada tahun 1923, Kekaisaran Ottoman runtuh dan setelah perang Kemerdekaan Nasional, Republik Turki yang merdeka didirikan oleh Ataturk. Setelah tahun 1923, Biara Sumela ditinggalkan karena pertukaran penduduk antara Yunani dan Turki menurut Perjanjian Lausanne.
Pada tahun 1930, mereka yang bermigrasi mendirikan sebuah biara baru. Biara tersebut diberi nama Biara Panagia Soumela. Letaknya di lereng Gunung Vermion, Yunani. Beberapa barang-barang berharga dari Biara Sumela lama dibawa ke biara baru di Gunung Vermion.
Akibat kebakaran pada tahun 1930, bagian-bagian kayu Biara Sumela hancur. Pada tahun-tahun berikutnya, para pemburu harta karun merusak bagian-bagian lain biara.
Legenda Biara Sumela
Sumela adalah Biara Ortodoks Yunani yang didedikasikan untuk Perawan Maria. Penduduk setempat menyebutnya sebagai “Meryem Ana”, yang berarti Perawan Maria. Asal-usul nama tersebut tidak pasti. Namun beberapa orang percaya bahwa nama tersebut berasal dari kata “mela”, yang berarti hitam. Nama tersebut mungkin juga merujuk pada Pegunungan Karadaglar (Pegunungan Hitam) di dekatnya.
Legenda mengatakan bahwa dua biarawan Ortodoks Yunani dari Athena (St. Barnabas dan St. Sophronios) mendirikan Biara Sumela sekitar tahun 386 M. Mereka melakukannya setelah melihat penampakan Perawan Maria di sebuah gua. Gua tersebut kemudian menjadi lokasi Gereja Batu.
Pada abad ke-12, sangat umum untuk menggambarkan Perawan Maria dengan warna hitam. Tujuannya adalah untuk menekankan ekspresi misterius di wajah Perawan Maria. Ikon-ikon ini disebut Black Madonna yang sebagian besar digunakan dalam seni Georgia dan Eropa Timur. Hal ini juga diyakini sebagai jejak seni India kuno.
Black Madonna ini biasanya ditemukan di ketinggian hutan di pegunungan dekat mata air penyembuhan. Tempat-tempat ini menjadi tempat ziarah bagi umat Katolik.
Gereja Batu
Gereja Batu merupakan bagian tertua dari Biara Sumela. Ikon Perawan Maria ditemukan oleh dua biarawan Athena bernama Barnabus dan Sophronius. Kedua biarawan tersebut memutuskan untuk menutupi ikon tersebut dengan membentuk gua tersebut menjadi sebuah gereja.
Jadi gereja tersebut dibentuk dengan memahat gua lebih dalam, menghaluskan permukaannya, dan memasang dinding lurus di pintu masuk. Sebuah kapel kecil ditambahkan di dinding pada periode selanjutnya.
Gereja tersebut menjadi fondasi Biara Sumela dan pembangunannya meluas selama berabad-abad hingga menjadi kompleks besar. Dinding bagian dalam dan luar gereja ditutupi dengan lukisan indah tentang kisah Yesus Kristus dan Perawan Maria.
Bagaimana cara mengakses Biara Sumela?
Biara Sumela berdiri di tebing tinggi Pegunungan Zigana pada ketinggian 1.200 meter. Biara ini berada di Macka, Provinsi Trabzon. Biara ini berada di dalam Taman Nasional Altindere yang dikelilingi oleh hutan yang indah.
Menuju ke sana cukup mudah. Jika Anda bepergian seorang diri, cukup pergi ke stasiun dolmus (bus umum) di Trabzon dan beli tiket pulang pergi.
Cara mencapai biara melalui tangga yang panjang dan sempit. Saluran air Romawi yang besar, yang dulunya memasok air ke seluruh kompleks, menandai pintu masuk. Di sebelah pintu masuk terdapat ruang penjaga, dan kemudian tangga lain mengarah ke halaman dalam.
Di sebelah kiri terdapat sebuah gua, yang kemudian membentuk formasi pusat Gereja Batu. Di sepanjang bagian depan tebing terdapat bangunan besar dengan balkon. Bangunan tersebut dulunya berfungsi sebagai tempat tidur bagi para biarawan dan tamu.
Jika Anda merencanakan perjalanan ke Turki, Biara Sumela bisa menjadi salah satu destinasi yang sayang untuk dilewatkan.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR