Nationalgeographic.co.id—Dalam sejarah dunia, kepala yang disusutkan atau diciutkan adalah ritual tradisional yang berakar pada takhayul dan misteri. Praktik ini dilakukan di wilayah Pasifik dan Amazon. Apa tujuan dari praktik yang mengerikan itu? Apakah praktik menciutkan kepala masih dilakukan hingga kini?
Apa kegunaan kepala yang diciutkan?
Tsantsa adalah kepala manusia yang terpenggal yang digunakan oleh budaya suku dalam berbagai cara. Terkadang, kepala itu digunakan sebagai piala perang atau untuk keperluan seremonial.
Dalam kasus lain, suku mungkin menggunakannya untuk menakut-nakuti musuh, menggunakan kepala sebagai ancaman.
“Kepala yang diciutkan juga digunakan dalam ritual keagamaan dan bahkan digunakan untuk tujuan perdagangan,” tulis Jesus Santillan di laman The Collector.
Budaya yang mempraktikkan ritual penciutan kepala
Perburuan kepala merupakan praktik umum di antara banyak suku kuno. Namun tindakan penyusutan kepala telah ditemukan di seluruh wilayah Pasifik dan Amazon barat laut Amerika Selatan.
Dikenal sebagai orang Jivaroan dari Jivaro, suku-suku di wilayah Amazon ini meliputi Shuar, Aguaruna, dan Huambisa. Serta Achuar dari Ekuador modern dan Peru Utara.
Ada beberapa bukti bahwa suku Aztec mempraktikkan ritual penyusutan kepala bersama dengan suku-suku di beberapa wilayah Venezuela modern. Tampaknya ini adalah tradisi yang paling sering dikaitkan dengan penduduk asli Amerika Selatan.
Apakah kepala yang diciutkan itu merupakan kepala asli dari manusia?
Ya, kepala tersebut adalah adalah sisa-sisa dari manusia asli. Jadi bila Anda melihat tsantsa di museum, kemungkinan besar itu merupakan kepala manusia. Namun ada juga tsantsa yang dibuat dari bahan lain, misalnya kepala binatang.
Baca Juga: Apa Tujuan Wanita Viking Memodifikasi Bentuk Kepala Jadi Lonjong?
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR