Lebah terakhir yang bertahan menjadi ratu—meskipun dia bukan pemimpin yang baik. “Fungsinya adalah menjadi petelur,” kata Thomas Seeley, seorang ahli biologi di Universitas Cornell. “Selain menjadi petarung yang terampil, hanya itu yang dia lakukan.”
Terlepas dari penobatan ratu, ketika lebah madu menghadapi keputusan hidup atau mati, mereka bertindak secara demokratis, kata Seeley. Misalnya, ke mana harus memindahkan sarang yang terancam atau apakah akan memisahkan sarang yang berhasil.
Beberapa ratus lebah mencari lokasi sarang baru dan kembali ke sarang untuk melaporkan kembali lokasi utama ini. Semakin bersemangat seekor lebah menari—menyampaikan informasi tentang arah dan jarak ke lokasi tersebut—semakin menarik perhatian lebah lain.
Sejumlah lebah mengunjungi lokasi yang sangat baik. Saat itu, lebah-lebah di lokasi baru menyadari bahwa mereka telah mencapai kuorum dan memenangkan “pemilihan.” Mereka kemudian kembali ke sarang untuk meminta yang lain bertindak berdasarkan hasil tersebut.
Bagi lebah, bersikap jujur tentang kesesuaian calon rumah mereka sangatlah penting.
“Keberhasilan setiap lebah bergantung pada koloni yang melakukannya dengan baik,” katanya, “Jadi mereka hanya melaporkan hal-hal dengan benar. Jika tidak, mereka hanya akan merugikan diri sendiri.” Sebuah ajaran yang mungkin bermanfaat bagi spesies lain, termasuk manusia.
Memimpin berdasarkan konsensus
Ilmuwan politik menyelidiki sejauh mana manusia memilih pemimpin berdasarkan daya tarik. Daya tarik juga menjadi kriteria yang juga diterapkan di alam nonmanusia.
Ikan stickleback berduri tiga, ikan kecil asli Belahan Bumi Utara, melihat daya tarik fisik. Mereka seakan mencari pemimpin yang paling "tampan" Spesies ini memilih pemimpin yang montok, dengan kulit halus (dan karenanya bebas penyakit). Faktor-faktor tersebut menunjukkan kesehatan yang kuat dan keterampilan bertahan hidup.
Begitu seekor ikan dalam kawanan mengidentifikasi pemimpin yang menarik itu dan mulai mengikutinya, seluruh kelompok akan mengikuti mayoritas.
Semakin besar kawanan, semakin besar kemungkinan ikan mengikuti pemimpin yang benar. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah yang banyak dapat membantu.
Namun seperti halnya manusia, pendekatan konsensus dapat memiliki kekurangan. Terkadang beberapa ikan mengikuti ikan yang kurang menarik, yang membuat seluruh kelompok tersesat.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR