Nationalgeographic.co.id—Ratusan tahun yang lalu, century egg muncul di pedesaan Tiongkok. Menurut cerita, seorang petani menemukan telur bebek yang diawetkan secara alami di genangan air berlumpur dan kapur mati (sejenis kalsium hidroksida).
Setelah mencicipinya, ia mulai menirunya secara manual. Kelezatannya bertahan selama berabad-abad sebagai makanan yang membuat orang nyaman dan puas di Hong Kong, Tiongkok, dan Asia Tenggara. Di Indonesia, telur ini disebut sebagai telur pitan.
Bagi yang baru mencicipinya, century egg ini disebut-sebut memiliki aroma bak urine kuda. Apakah benar? Sejak kapan century egg mulai dinikmati di Tiongkok? Dan bagaimana cara pembuatannya?
Rincian tentang century egg tidak terdokumentasikan. “Namun para ilmuwan memperkirakan bahwa telur itu berasal dari lebih dari 500 tahun yang lalu pada Dinasti Ming,” tulis Kate Springer di laman BBC. Seiring dengan kemajuan zaman, beberapa teknik digunakan untuk memproduksi telur ini dalam skala besar. Meski begitu, proses pengawetan telur relatif tidak berubah.
Pembuatan century egg
Untuk membuat telur ini, tong biasanya diisi dengan campuran teh hitam kental, kapur, garam, dan abu. Campuran itu dibiarkan dingin semalaman. Keesokan harinya, telur bebek, puyuh, atau ayam ditambahkan ke dalam campuran. Telur direndam selama 7 minggu hingga 5 bulan dan bukan selama seabad seperti yang tersirat dari namanya.
Century egg juga dikenal dengan banyak nama lain, seperti telur seratus tahun, telur seribu tahun, atau telur milenium. Namun, apa pun namanya, telur ini memiliki cita rasa yang sedikit berbeda. Bagi wisatawan yang baru pertama kali mencoba, rasa dan tampilan telur ini mungkin sedikit aneh.
Tantangan pertama adalah melihat lebih dari sekadar tampilan telur. Alih-alih berwarna putih dengan kuning telur, makanan lezat seperti jeli ini memiliki warna cokelat tua dan hijau rawa. “Penampilannya kurang menggugah selera,” tambah Springer.
Ada juga bau seperti amonia yang menyengat. Aroma ini membuat century egg mendapat julukan lain: telur urine kuda.
Diperkenalkan kepada anak-anak di Tiongkok sejak dini
Di samping penampilannya, banyak anak-anak tumbuh besar dengan menyantap hidangan ini dan belajar menyukai rasanya.
Baca Juga: Lewat Telur Purba, Peneliti Ungkap Besarnya Peran Ayam dalam Peradaban
Source | : | BBC |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR