Secara khusus, Waldum menunjukkan bahwa ketika mengerjakan tugas, beberapa orang salah memperkirakan durasi tugas berdasarkan jumlah lagu yang mereka dengar diputar di latar belakang.
Orang dewasa yang lebih muda cenderung melebih-lebihkan perkiraan waktu jika mendengar empat lagu pendek dibandingkan dengan dua lagu yang lebih panjang. Namun hal ini tampaknya tidak memengaruhi persepsi orang dewasa yang lebih tua tentang waktu.
Faktor lingkungan lainnya mungkin adalah kepadatan. Peserta penelitian diminta untuk memperkirakan durasi perjalanan kereta bawah tanah simulasi yang lebih atau kurang padat.
Mereka menemukan bahwa perjalanan yang padat terasa memakan waktu 10 persen lebih lama daripada perjalanan yang tidak terlalu ramai. Hal ini dikaitkan dengan pengalaman yang tidak menyenangkan.
Kepribadian juga berperan dalam keterlambatan. Ciri-ciri kepribadian tertentu, seperti kurangnya kesadaran, dapat menyebabkan beberapa orang melupakan tugas-tugas yang telah mereka rencanakan sebelumnya.
“Faktor lain yang dapat memengaruhi ketepatan waktu seseorang adalah seberapa rentan mereka melakukan banyak tugas sekaligus,” tambah Waldum.
Penelitian lain dipublikasikan dalam jurnal Advances in Cognitive Psychology. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengerjakan beberapa tugas sekaligus cenderung tidak mengingat dan menyelesaikan tugas-tugas terjadwal lainnya tepat waktu.
“Rencana yang disusun dengan baik dapat gagal karena tidak memiliki cukup sumber daya perhatian yang tersisa untuk melaksanakannya dengan sukses,” kata Waldum.
Orang yang datang terlambat terkadang tidak menganggap diri mereka demikian, kata Grace Pacie, penulis buku Late! A Timebender's Guide to Why We are Late and How We Can Change. Hal ini karena orang yang terlambat memberi tahu diri mereka sendiri dan orang lain bahwa mereka bisa tepat waktu.
“Kita bisa tepat waktu saat dibutuhkan, saat akan ada konsekuensi negatif atas keterlambatan kita. Misalnya jika berisiko ketinggalan pesawat,” jelas Pacie.
Namun, saat tidak ada tenggat waktu, orang-orang ini sering lupa waktu. Sebuah tinjauan tahun 2019 diterbitkan dalam jurnal Medical Science Monitor terkait ADHD. Tinjauan itu mengungkapkan bahwa individu dengan gangguan hiperaktivitas defisit perhatian (ADHD) merasa sulit untuk memproses dan memperkirakan berlalunya waktu.
Sebagian orang kesulitan untuk tepat waktu karena mereka sengaja menunda tugas. “Keterlambatan bisa menjadi gejala penundaan,” kata Fuschia Sirois, seorang profesor psikologi di Universitas Durham di Inggris. Penundaan biasanya berakar pada hubungan emosional yang sulit dengan tugas tersebut, kata Sirois.
Perbedaan antara menunda-nunda dan terlambat adalah bahwa keterlambatan memengaruhi hubungan kita dengan orang lain, kata Pacie. “Orang-orang yang menganggap kita selalu terlambat adalah orang-orang yang paling penting bagi kita. Jadi, kita akan menyakiti orang tersebut saat mengatakan kita bisa tepat waktu saat dibutuhkan.”
Jadi, apa yang bisa dilakukan orang yang selalu terlambat agar bisa tepat waktu? Pacie menyarankan untuk menyetel alarm dan pengingat di ponsel Anda. Taktik lain yang telah dicoba dan diujinya adalah menetapkan tenggat waktu sebelum acara.
“Tipuan favorit saya adalah menawarkan tumpangan kepada seseorang,” kata Pacie. “Hal ini berarti Anda mengatur untuk bertemu dengan mereka pada waktu yang masuk akal.”
Source | : | Livescience |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR