Nationalgeographic.co.id—Kita semua mengenal seseorang yang tampaknya tidak pernah tepat waktu, baik saat makan siang atau rapat kerja. Namun, apakah ada penjelasan yang tepat mengapa sebagian orang selalu terlambat?
Kebiasaan terlambat mungkin disebabkan oleh sejumlah faktor. “Termasuk persepsi waktu, manajemen waktu, dan kepribadian,” tulis Sascha Pare di laman Livescience.
“Kemungkinan besar ada mekanisme di otak yang menyebabkan sebagian orang terlambat menghadiri rapat. Pasalnya, mereka meremehkan waktu yang diperlukan untuk sampai di sana,” kata Hugo Spiers, seorang profesor ilmu saraf kognitif di University College London. Spiers adalah salah satu penulis studi tahun 2017 di jurnal Hippocampus. Studinya bertajuk "Familiarity Expands Space and Contracts Time".
Hipokampus adalah bagian otak yang memproses beberapa aspek waktu. Misalnya, untuk mengingat kapan harus melakukan sesuatu dan berapa lama waktu yang dibutuhkan.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Reviews Neuroscience menunjukkan bahwa neuron di hipokampus yang bertindak sebagai “sel waktu”. Sel waktu tersebut berkontribusi pada persepsi dan ingatan kita tentang berbagai peristiwa. Namun mengapa beberapa orang terus-menerus meremehkan waktu masih belum jelas.
Salah satu faktornya mungkin adalah seberapa akrab kita dengan suatu tempat. Untuk penelitian tahun 2017, Spiers menganalisa 20 mahasiswa yang baru pindah ke London. Mereka diminta untuk membuat sketsa peta distrik kampusnya dan memperkirakan waktu tempuh ke berbagai tujuan.
Perkiraan ruang siswa meningkat jika mereka mengetahui suatu area dengan baik. Namun perkiraan waktu tempuh berkurang karena telah mengenal area dengan baik.
“Jika Anda sangat mengenal suatu tempat, Anda mulai mengabaikan kerepotan yang akan terjadi,” kata Spiers.
Dalam beberapa kasus, orang yang terlambat mungkin tidak memperhitungkan cukup waktu untuk menyelesaikan tugas yang tidak terkait dengan perjalanan. Misalnya, ia harus bersiap-siap di pagi hari.
Sebuah penelitian bertajuk "Bias in Memory Predicts Bias in Estimation of Future Task Duration" dipublikasikan dalam jurnal Memory & Cognition. Penelitian itu menunjukkan bahwa kita membuat perkiraan waktu berdasarkan seberapa lama menurut kita tugas telah kita selesaikan di masa lalu. Namun ingatan dan persepsi kita tidak selalu akurat.
“Jika memiliki banyak pengalaman dalam mengerjakan suatu tugas, kita cenderung meremehkan berapa lama waktu yang dibutuhkan,” kata Emily Waldum, profesor di Universitas Campbell di North Carolina. Dalam penelitiannya, Waldum menemukan bahwa faktor lingkungan, seperti musik, dapat mendistorsi persepsi Anda terhadap waktu.
Baca Juga: Sering Terlambat ke Kantor? Ikuti Trik Berangkat Kerja Lebih Awal Ini
Source | : | Livescience |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR