Nationalgeographic.co.id—Anda merasa tahu di mana air terjun terbesar di dunia? Jika yang Anda pikirkan adalah Air Terjun Victoria, itu tidak tepat.
Meski Air Terjun Victoria megah, bukan itu jawaban untuk pertanyaan ini. Jawabannya bukan juga Air Terjun Angel, yang terkenal sangat tinggi sehingga sebagian besar airnya bahkan tidak mencapai dasar.
Faktanya, air terjun terbesar di bumi adalah Air Terjun Selat Denmark. Meskipun Anda belum pernah melihat fotonya, dan mungkin belum pernah mendengar namanya sebelumnya, air terjun itu sebenarnya lebih besar daripada kedua air terjun yang lebih terkenal itu jika digabungkan.
Air terjun yang belum pernah Anda dengar
Air Terjun Selat Denmark – kata itu juga merujuk pada air terjun besar, dari bahasa Yunani yang berarti "mengalir ke bawah" – jauh lebih besar daripada air terjun mana pun yang pernah Anda lihat gambarnya sebelumnya.
Tingginya 3.505 meter, atau hampir 2,2 mil, meskipun bagian "terjunnya" sebenarnya hanya sekitar 2.012 meter dari ketinggian tersebut.
Adapun lebar Air Terjun Selat Denmark ini adalah sekitar 480 kilometer (300 mil). Aliran air terjun ini ke Samudra Atlantik adalah antara 20 dan 40 kali jumlah semua air yang mengalir dari sungai-sungai ke dalamnya.
Mari kita sebutkan data angka yang lebih fantastis: jumlah aliran air yang mengalir melalui Air Terjun Selat Denmark ini setara dengan volume sekitar satu setengah Piramida Besar Giza... setiap detiknya.
Semuanya sangat mengesankan. Jadi mengapa Air Terjun Selat Denmark ini begitu jarang terdengar dan sangat tersembunyi?
Nah, Air Terjun Selat Denmark ini bukanlah tujuan wisata. Air terjun ini terletak di tepi Lingkaran Arktik antara Islandia dan Greenland.
Baca Juga: Nasib Air Terjun Terbesar di Bumi yang Kini Terancam Perubahan Iklim
Anda lebih mungkin terkena radang dingin alih-alih kulit kecokelatan jika mengunjungi Selat Denmark. Selain gunung es dan pelayaran memancing yang sering terjadi, kehadiran terbaru yang paling menonjol di daerah tersebut adalah sekelompok Nazi pada bulan Mei 1941.
Namun kendala terbesar untuk mengunjungi air terjun yang mengalahkan dunia ini sederhana: air terjun ini berada di bawah air.
“Sungai-sungai yang mengalir di atas ngarai Bumi menciptakan air terjun yang merupakan keajaiban alam, menarik jutaan pengunjung ke keindahan, kemegahan, dan kekuatannya yang menakjubkan,” catat National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), seperti dilansir IFLScience.
“Namun tidak ada air terjun yang lebih besar atau lebih kuat daripada air terjun yang berada di bawah laut, mengalir deras sebagai air terjun besar yang tersembunyi dari pandangan kita.”
Air terjun bawah air
Sekarang, kami tahu apa yang Anda pikirkan: bagaimana air terjun bisa ada di bawah air?
Tentunya itu mengacaukan seluruh air terjun, ya, kan? Namun, sebenarnya ini adalah fisika sederhana: "air dingin lebih padat daripada air hangat, dan di Selat Denmark, air dingin yang mengalir ke selatan dari Laut Nordik bertemu dengan air yang lebih hangat dari Laut Irminger," jelas NOAA.
"Air dingin dan padat itu dengan cepat tenggelam di bawah air yang lebih hangat dan mengalir di atas penurunan besar di dasar laut, menciptakan aliran ke bawah yang diperkirakan lebih dari 123 juta kaki kubik [3,5 juta meter kubik] per detik."
Jika Anda, entah bagaimana caranya, bisa pergi dan melihatnya langsung, mungkin air terjun ini tidak akan begitu mengesankan. Air terjun ini begitu lebar dan besar sehingga air hanya mencapai kecepatan jatuh sekitar 50 sentimeter per detik – yaitu 1,8 kilometer per jam, atau kira-kira secepat balita yang mengambil langkah pertama mereka secara mandiri.
Yang mungkin membuat Anda bertanya-tanya: Bagaimana Air Terjun Selat Denmark bisa ditemukan?
Begini pelajarannya: Air Terjun Selat Denmark mungkin tidak terlihat sangat mengesankan, tetapi sangat penting bagi ekosistem laut setempat.
Air terjun ini adalah bagian dari sistem arus laut yang dikenal sebagai Sirkulasi Terbalik Meridian Atlantik, atau AMOC – satu bagian dari “‘coveryor belt global’ yang besar,” jelas NOAA, yang “mengalirkan air dari utara ke selatan dan kembali dalam siklus panjang di dalam Samudra Atlantik.”
“Proses sirkulasi dimulai saat air hangat di dekat permukaan bergerak menuju kutub […] di mana ia mendingin dan membentuk es laut,” jelas lembaga tersebut.
“Saat es ini terbentuk, garam tertinggal di air laut. Karena banyaknya garam di dalam air, garam menjadi lebih padat, tenggelam, dan terbawa ke selatan di kedalaman di bawah. Akhirnya, air ditarik kembali ke permukaan dan menghangat dalam proses yang disebut upwelling, melengkapi siklus tersebut.”
Air Terjun Selat Denmark tidak hanya membawa air yang lebih dingin dan stabilisasi iklim ke perairan dalam perjalanannya, tetapi juga oksigen, nutrisi, dan bahan organik yang penting untuk mendukung kehidupan laut. Jadi sudah sewajarnya para ahli geologi pada tahun 60-an pergi ke Selat Denmark untuk melihat apa yang terjadi di sana.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR