Nationalgeographic.co.id—Sebagai salah satu negara dengan garis pantai terpanjang, Indonesia punya potensi untuk memanfaatkan lahan pesisir yang luas sebagai lahan pertanian. Oleh karena itu, Indonesia tampaknya perlu untuk mengembangkan pertanian yang toleran pada salinitas tinggi. Salah satunya adalah dengan padi biosalin.
Saat ini Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang menginisiasi kerja sama riset mina padi salin di Jepara dengan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Diponegoro (UNDIP).
Koordinator Kelompok Riset Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PRSPBPDH) BRIN, Tri Martini Patria, menjelaskan biosalin merupakan varietas unggul yang toleran terhadap salinitas.
“Varietas dengan nama lengkap Biosalin 1 Agritan dan Biosalin 2 Agritan ini dirilis oleh Kementerian Pertanian berdasarkan Surat Keputusan Nomor 894 dan Nomor 895 Tahun 2020," ujar Tri seperti dikutip dari laman BRIN.
"Selain toleran terhadap salinitas, biosalin juga agak tahan terhadap hama wereng batang cokelat, penyakit hawar daun bakteri, dan hama blas. Sementara potensi hasilnya mencapai 8,75 ton/hektare untuk Biosalin 1 dan 9,06 ton/hektar untuk Biosalin 2.”
Tri menyebut inisiasi riset ini berawal dari kegiatan kerja sama Smart Farming Biosalin 1 dan 2 antara UNDIP dan Pemerintah Kota Semarang yang didukung para periset eks Kementerian Pertanian yang kini berintegrasi ke BRIN. Riset bermula sejak tahun 2021 dengan demplot uji coba varietas yang sudah mendapat SK pelepasan oleh Menteri Pertanian.
Kepala Kampus UNDIP Jepara, Nyoman Widiasa, juga menyebut inisiasi kerja sama ini muncul setelah Wakilota Semarang menanam padi salin bersama BRIN. “UNDIP berinisiasi untuk turut berkolaborasi dengan mengambil bagian untuk mengembangkan mina padi salin," tuturnya. "Fokus kami di bidang marine, termasuk untuk padi salin kami siap bergandengan dengan BRIN."
Ia berharap kerja sama UNDIP dengan BRIN nantinya dapat mengembangkan sektor kelautan yang berdampak ilmiah, sosial, dan ekonomi. UNDIP juga berencana mengajukan kolaborasi riset dengan BRIN yang akan segera ditindaklanjuti.
Di saat yang sama Anggota Dewan Pengarah BRIN, Tri Mumpuni, menyebut kerja sama ini adalah wujud kerja sama yang konkrit antara BRIN dengan universitas. “BRIN sudah punya kegiatan ini, silahkan peneliti terkait dapat berkontribusi dan berkegiatan di kampus UNDIP ini,” ujarnya.
Praktik Nyata di Semarang
Riset Smart Farming Biosalin 1 dan 2 oleh BRIN telah berlangsung di Semarang sejak 2024 dan akn terus berlangsung setidaknya hingga 2025 ke dapan. Dalam praktik Smart Farming ini, padi biosalin dimanfaatkan oleh Kelompok Tani Sumber Rejeki untuk ditanam di wilayah pesisir di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Semarang.
Kisah Manuela Escobar Berusaha Menghilang dari Bayang-Bayang Buruk Pablo Escobar
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR