Nationalgeographic.co.id—Radiasi ada dalam kehidupan sehari-hari manusia. Peneliti Ahli Muda dari Pusat Riset Teknologi Analisis Berkas Nuklir (PRTABN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Feni Fernita Nurhaini, menegaskan radiasi ada di sekitar manusia, mulai sejak lahir hingga meninggal.
Secara alami manusia akan selalu menerima radiasi dari alam, dan salah satu sumber radiasi terbesar adalah matahari. Seperti radiasi matahari, radiasi nuklir juga memiliki risiko, tetapi keduanya juga memberikan manfaat besar.
Feni menjelaskan ada banyak manfaat radiasi yang diterima setiap hari dari alam. “Takut terhadap risikonya boleh, tapi jangan fobia,” kata Feni, dalam sesi edukasi kepada Siswa SMA Tahfizh Al Qur’an Terpadu – Madinatul Qur’an Kota Depok di Bandung Jawa Barat, pada akhir Januari lalu.
“Matahari merupakan reaktor alam yang radiasinya selalu diterima setiap hari oleh manusia. Selain itu, batuan yang berasal dari dalam bumi pun mengandung radiasi alam yang dinamakan radiasi teresterial. Bahkan, tubuh manusia juga memancarkan radiasi secara alami yang disebut radiasi interna,” papar Feni, seperti dikutip dar laman BRIN.
Feni menceritakan bahwa sejarah perkembangan nuklir di Indonesia diawali pada 1945 dengan adanya peristiwa Bom Atom Hiroshima Nagasaki. “Kemudian pada 1950-an, mulai banyak uji coba senjata nuklir yang dilakukan di kawasan Pasifik," tuturnya.
"Dari uji coba tersebut, Indonesia melalui Panitia Negara menyelidiki adanya sisa zat radioaktif akibat uji coba senjata tersebut, yang kemudian melahirkan Lembaga Tenaga Atom,” jelasnya.
Pada 1964, Lembaga Tenaga Atom berubah menjadi BATAN dengan fungsi kelembagaan yang lebih luas. Sejak September 2021, BATAN diintegrasikan ke dalam BRIN bersama lembaga riset lainnya.
“Selama 64 tahun, nuklir di Indonesia berkomitmen pada keselamatan dan telah memanfaatkan teknologi nuklir di berbagai bidang untuk kesejahteraan,” paparnya.
Lebih lanjut Feni menguraikan, semua material di alam sekitar mengandung atom atau salah satu bagian kecil dari materi yang menyusun benda padat, cair, dan gas. Atom memiliki inti atom atau nukleus sebagai bagian terkecil yang menjadi pusat massa.
“Semua fenomena atau mekanisme yang terjadi pada inti atom yang disebut nuklir. Sementara itu, inti atom tidak stabil dapat memancarkan energi yang disebut sebagai radiasi,” ujarnya.
Jika tubuh terkena radiasi, jelas Feni, efeknya kemungkinan bergantung pada dosis, jenis radiasi, kondisi tubuh, dan lain-lain. Radiasi tidak mengakibatkan kerusakan fungsi tubuh, karena sel akan mengalami pemulihan secara alami dan sehat kembali.
Baca Juga: Apakah Mata Manusia Bisa Terbakar Matahari seperti Kulit?
“Namun, radiasi juga dapat mengakibatkan berbagai kemungkinan seperti timbulnya kanker, kehilangan sebagian fungsi sel, dan diturunkan secara genetik. Sel rusak dan tidak berfungsi mengakibatkan terjadinya nekrosis atau kematian sel,” tuturnya.
Feni menjelaskan cara untuk melindungi diri dari risiko akibat radiasi berlebih. Salah satunya adalah menggunakan pelindung atau perisai dari bahan yang tepat.
“Lalu perhatikan jarak. Jika semakin dekat jarak dengan sumber radiasi, maka risikonya pun semakin besar. Untuk itu, lakukan dengan secepat dan seefektif mungkin saat bekerja dengan radiasi,” terangnya.
Feni juga mengemukakan, teknologi nuklir dan radiasi telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Misalnya pertanian, pangan, kesehatan, industri, lingkungan, dan energi.
“Contoh penerapan nuklir dan radiasi di bidang pertanian adalah teknik mutasi radiasi. Pada teknik ini, radiasi gamma mampu menginduksi mutasi pada materi genetik tanaman pangan untuk menciptakan keanekaragaman hayati. Lalu sifat unggul dari keanekaragaman tersebut dipilih,” tuturnya.
Dia membeberkan, tanaman dengan teknik mutasi radiasi memiliki keunggulan seperti produktivitas tinggi, tahan terhadap hama penyakit, daya adaptasi tinggi, serta memiliki kualitas dan rasa yang baik.
Direktur Pesantren Tahfizh Madinatul Qur’an, Ayat Bahrul, mengatakan peningkatan pemahaman ilmu dan pengetahuan dapat diperoleh di luar kelas yaitu melalui kunjungan ilmiah ke badan atau lembaga. Salah satunya adalah BRIN.
“Kami mau belajar dan memahami tentang riset dan inovasi sehingga dapat memacu siswa dan meningkatkan motivasi untuk meraih cita-cita," ujarnya. "Kami berharap, dari materi yang disampaikan tentang teknologi nuklir ini, akan menjadi bahan pengetahuan tentang pemanfaatan nuklir untuk kehidupan manusia."
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR