Nationalgeographic.co.id—Dari dulu hingga saat ini, kehidupan manusia tak luput dari sampah yang dihasilkan dari aktiviitas sehari-harinya. Sampah-sampah tersebut kemudian menjadi penyebab pencemaran lingkungan yang merugikan.
Bangsa Yunani Kuno yang hidup lebih dari 5.000 tahun yang lalu pun rupanya menjadi salah satu bangsa yang berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan.
Penelitian ilmiah yang dilakukan oleh para arkeolog dari Jerman dan Yunani menemukan bukti tertua mengenai pencemaran timbal akibat aktivitas manusia.
Mereka bahkan menghubungkan munculnya pencemaran tersebut dengan kemunculan dan terbentuknya masyarakat maju di Yunani Kuno.
Seorang paleosains Andreas Koutsodendris dari Universitas Heidelberg di Jerman mengatakan bahwa saat itu, timbal yang dihasilkan selama produksi perak menjadi bukti peningkatan konsentrasi timbal di lingkungan. Pada saat yang sama, hal itu merupakan indikator penting perubahan sosial ekonomi.
Timbal yang dihasilkan sebagai produk sampingan dari aktivitas manusia pertama kali muncul dalam catatan arkeologi sekitar waktu manusia mulai memproduksi perak melalui peleburan dan pemurnian bijih timbal yakni sekitar 5.000 tahun yang lalu.
Timbal juga dapat ditemukan pada gigi dan tulang manusia purba dan dalam sampel lingkungan yang diawetkan dalam lapisan arkeologi. Itu terjadi bersamaan dengan munculnya koin sekitar 2.500 tahun yang lalu.
Melansir Science Alert, untuk mempelajari lintasan pencemaran timbal di Yunani kuno, Andreas dan timnya melakukan studi di dasar Laut Aegea dan garis pantainya.
Tim tersebut menggunakan ekskavator untuk mengekstraksi bagian dasar laut, yang menghasilkan lapisan material yang diendapkan secara berurutan selama ribuan tahun.
Lapisan-lapisan ini kemudian diberi tanggal dan dianalisis untuk mendapatkan petunjuk guna menentukan apa yang jatuh ke dasar laut pada zaman tertentu.
Tim Andreas tidak hanya mencari tanda-tanda polusi, tetapi juga serbuk sari.
Baca Juga: Awal Mula Gymnasium, Tempat Orang Yunani Kuno Olahraga Tanpa Pakaian
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR