Serbuk sari ini merupakan pelacak aktivitas pertanian yang mengungkap gambaran yang lebih luas tentang masyarakat yang mendiami wilayah tersebut.
Analisis mereka terhadap sampel inti mengungkap bahwa polusi timbal antropogenik tersebut adalah yang tertua hingga saat ini, bertepatan dengan lapisan yang diendapkan sekitar 5.275 tahun yang lalu.
Ini sekitar 1.200 tahun lebih tua dari polusi timbal antropogenik lingkungan paling awal yang diketahui sebelumnya, dan bertepatan dengan munculnya Zaman Perunggu di wilayah tersebut.
Anehnya, para peneliti tidak mendeteksi tanda-tanda pencemaran timbal pada lapisan yang terkait dengan keseluruhan Zaman Perunggu itu sendiri.
Namun kemudian mereka menemukan peningkatan dramatis sekitar 2.225 tahun yang lalu – tidak lama setelah peningkatan serupa terdeteksi pada kerangka orang Romawi Kuno.
Arkeolog Joseph Maran dari Universitas Heidelberg menjelaskan, "Perubahan tersebut bertepatan dengan penaklukan Yunani Helenistik oleh bangsa Romawi, yang kemudian mengklaim sendiri kekayaan sumber daya di wilayah tersebut."
Perubahan serbuk sari sendiri mengidentifikasi pergeseran ekonomi saat Yunani Kuno beralih dari masyarakat yang sebagian besar bertani menjadi masyarakat yang semakin bergantung pada uang.
Transisi ini tampaknya berdampak besar pada lingkungan yang ditandai dengan penggundulan hutan yang meluas, perluasan pertanian, dan peningkatan signifikan pengendapan logam berat di lingkungan.
Hal ini terjadi karena Bangsa Romawi Kuno mendorong penambangan dan peleburan logam seperti perak, emas, dan timah itu sendiri, yang memenuhi saluran air Romawi.
Aktivitas tersebut tidak hanya membuat pencemaran timah pada lingkungan, tetapi juga memerlukan peningkatan produksi kayu untuk bahan bakar fasilitas peleburan, selain pembukaan lahan untuk keperluan pertanian.
Penelitian ilmiah tersebut menulis bahwa penggabungan wilayah-wilayah Yunani ke dalam lingkup politik Romawi memberi para penguasa baru kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari sumber daya alam di provinsi-provinsi yang baru saja diperoleh.
Hal itu menyebabkan peningkatan eksploitasi distrik-distrik pertambangan Yunani untuk mengekstraksi emas, perak, dan sumber daya logam lainnya. Padahal, sebelumnya hal ini belum pernah terjadi.
Selain itu, aktivitas tersebut juga mungkin menyebabkan peningkatan keracunan timbal pada orang-orang Yunani Kuno.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR