Nationalgeographic.co.id—Di tengah hiruk pikuk dunia modern yang serba cepat, di mana setiap detik diisi dengan suara bising dan gangguan digital, Bali menawarkan oasis ketenangan yang unik melalui Nyepi.
Nyepi bukan sekadar ritual keagamaan yang membawa kedamaian bagi alam. Lebih dari itu, keheningan yang dipaksakan ini ternyata memiliki dampak yang luar biasa pada otak manusia.
Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa keheningan dapat meningkatkan kekuatan otak, mengurangi stres, dan meningkatkan kemampuan kognitif.
Dalam dunia yang semakin bising ini, Nyepi menjadi pengingat akan pentingnya keheningan dan dampaknya yang mendalam pada kesejahteraan kita.
Menjaga Keharmonisan Spiritual, Manusia, dan Lingkungan
Di Pulau Bali yang biasanya ramai, suasana mendadak berubah drastis. Bandara-bandara sunyi senyap karena penutupan, toko-toko suvenir yang biasanya menarik perhatian wisatawan menurunkan tirai besinya, dan suara khas skuter yang menjadi denyut nadi kehidupan Bali menghilang tanpa jejak.
Di balik pintu-pintu rumah yang tertutup rapat, masyarakat Hindu Bali menjalankan ritual kuno yang sakral, Nyepi, sebuah hari keheningan yang telah diwariskan sejak tahun 78 Masehi.
Selama 24 jam penuh, segala bentuk aktivitas duniawi seperti bekerja, bepergian, memasak, dan bahkan penggunaan lampu listrik dilarang secara ketat. Masyarakat Bali telah lama menghayati dan memahami kekuatan mendalam yang terkandung dalam keheningan.
Nyepi, yang juga dikenal sebagai Tahun Baru Saka, dipercaya memiliki kekuatan untuk membersihkan pulau dari pengaruh roh-roh jahat dan membuka lembaran tahun yang baru dengan energi yang segar dan positif.
Perayaan suci ini, yang pada tahun 2025 jatuh pada tanggal 29 Maret (penentuan tanggalnya selalu berubah setiap tahun mengikuti kalender lunar), sangat erat kaitannya dengan filosofi hidup masyarakat Bali yang luhur, yaitu Tri Hita Karana.
Filosofi ini, seperti dilansir laman National Geographic, menekankan pentingnya menjaga keharmonisan antara alam spiritual, dunia manusia, dan alam lingkungan.
Baca Juga: Temuan Ilmiah Berhasil Ungkap Kapan Usia Kritis saat Fungsi Sel-Sel Otak Mulai Menurun
KOMENTAR