Trauma atau PTSD
Trauma dapat membuat seseorang berpikir tidak rasional. Trauma masa lalu yang belum terselesaikan atau ketakutan akan keintiman dapat menyebabkan beberapa orang melakukan perilaku yang merusak diri sendiri.
Berselingkuh dapat menjadi bentuk merusak diri sendiri atau cara untuk menciptakan drama sehingga seseorang merasakan mode lari atau melawan, yang banyak dilakukan oleh orang dengan PTSD.
Perselingkuhan mungkin merupakan cara untuk menjauhkan semua orang dan mengisolasi diri sendiri. Itu juga dapat menjadi pengalih perhatian dari rasa sakit pribadi atau cara untuk mendapatkan sesuatu dari pasangan lain, bukan seks, tetapi pengertian, kasih sayang, dan kenyamanan.
Manusia memang terkadang memiliki kontradiksi dengan berbagai kebutuhan yang menarik kita ke arah yang berbeda. Otak kita berevolusi untuk mencakup banyak bagian dan lapisan yang menginginkan hal yang berbeda.
Interaksi unik dari bagian-bagian kita mendorong kebutuhan yang bertentangan. Karena itu, tidak mengherankan bahwa kita menemukan diri kita berkonflik antara hati dan pikiran kita, antara siapa kita dan apa yang kita inginkan, antara nilai-nilai kita dan perilaku kita, antara kebutuhan jangka pendek kita dan tujuan jangka panjang kita, antara stabilitas dan kebaruan, antara komitmen perkawinan dan kebebasan pribadi.
Pada akhirnya, memahami diri sendiri dan mempertanyakan pikiran, perasaan, dan keinginan diri sendiri sebelum perselingkuhan terjadi dapat membantu seseorang mengatasi masalah tersebut. Hal itu juga dapat mencegah perselingkuhan terjadi sejak awal.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR