Nationalgeographic.co.id—Dalam dunia bisnis yang semakin kompleks, tata kelola yang baik telah menjadi fondasi esensial bagi keberlanjutan.
Laporan dari Global Reporting Initiative (GRI) dan World Economic Forum (WEF) menegaskan bahwa perusahaan yang mengimplementasikan sistem tata kelola yang transparan dan berorientasi pada keberlanjutan menunjukkan ketahanan yang lebih kuat terhadap risiko lingkungan dan sosial.
Di Indonesia, temuan survei KPMG pada tahun 2023 mengungkapkan bahwa lebih dari 60% perusahaan telah memulai integrasi aspek ESG (Environmental, Social, and Governance) ke dalam rantai pasok mereka. Meskipun demikian, tantangan signifikan seperti transparansi pemasok dan keberlanjutan bahan baku masih menjadi hambatan utama yang perlu diatasi.
Untuk memberikan pengakuan kepada perusahaan-perusahaan yang menunjukkan komitmen luar biasa terhadap keberlanjutan, Lestari Awards 2025 kembali diadakan.
Dalam kategori "Governance" (Tata Kelola), penghargaan ini akan diberikan kepada perusahaan yang telah berhasil menerapkan praktik bisnis berkelanjutan dalam rantai pasok mereka, serta membangun kemitraan inovatif yang menghasilkan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
Kategori "Governance" ini dibagi menjadi dua sub-kategori utama:
* Sustainable Supply Chain
Sub-kategori ini memberikan penghargaan kepada perusahaan yang telah berhasil mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam tata kelola rantai pasok mereka.
Penilaian akan mencakup berbagai aspek, seperti kebijakan pengadaan hijau, penerapan standar etika dalam sumber bahan baku, mekanisme evaluasi pemasok berbasis ESG, dan penggunaan digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi sistem rantai pasok.
* Innovative Partnership
Sub-kategori ini memberikan pengakuan kepada perusahaan yang telah membangun kemitraan strategis dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi non-profit, akademisi, dan komunitas, untuk mencapai tujuan keberlanjutan bersama.
KOMENTAR