Karena meteor melintasi sebagian besar area langit, Anda tidak memerlukan teropong atau teleskop untuk melihatnya. Cukup siapkan kursi santai, selimut hangat, dan secangkir cokelat panas—dan nikmati pertunjukan langit yang menakjubkan.
Apa yang Bisa Disaksikan?
Dengan sedikit keberuntungan dan berada jauh dari cahaya kota, Anda bisa melihat hingga 20 bintang jatuh per jam. Perhatikan meteor-meteor yang terang dan bergerak cepat, beberapa di antaranya bahkan meninggalkan jejak cahaya yang bertahan selama beberapa detik.
Pengamat langit juga disarankan untuk mewaspadai fireball, yaitu batuan luar angkasa sebesar bola basket yang masuk ke atmosfer dan menghasilkan cahaya jauh lebih terang dibanding meteor biasa.
Dalam masa paling aktifnya, hujan meteor Lyrid pernah menghasilkan ledakan aktivitas luar biasa dengan lebih dari 100 meteor per jam, seperti yang terjadi pada tahun 1922 dan 1980. Jumlah ini bisa sangat bervariasi tergantung pada kondisi jalur meteor saat Bumi melintasinya.
Apa Penyebab Hujan Meteor seperti Lyrid?
Seperti serangga yang menabrak kaca depan mobil yang melaju cepat, meteor menghantam atmosfer Bumi ketika planet ini melewati bagian padat dari aliran puing-puing yang ditinggalkan oleh komet.
Sebagian besar meteor ini berukuran sangat kecil, hanya sebesar butiran pasir, dan akan terbakar saat memasuki atmosfer dengan kecepatan lebih dari 100.000 kilometer per jam. Sekitar 15 persen di antaranya meninggalkan jejak asap terang yang bisa terlihat selama beberapa menit.
Puing-puing yang membentuk hujan meteor Lyrid berasal dari Komet Thatcher, yang terakhir mendekati Matahari pada tahun 1861.
Orbit komet ini memakan waktu 416 tahun dan berada hampir tegak lurus terhadap bidang tata surya, sehingga aliran puing-puingnya tidak mudah terganggu oleh tarikan gravitasi planet-planet. Para astronom percaya inilah yang membuat Lyrid tetap menjadi pertunjukan langit yang konsisten selama berabad-abad.
Catatan tentang hujan meteor Lyrid telah ada sejak lebih dari 2.600 tahun lalu. Pada tahun 687 SM, astronom Tiongkok mencatat bahwa hujan meteor ini begitu deras hingga meteor “jatuh seperti hujan.”
Berabad-abad kemudian, tepatnya pada tahun 1803, surat kabar di Amerika Serikat bagian timur melaporkan hujan meteor Lyrid yang begitu spektakuler hingga bintang jatuh terlihat terus-menerus di hampir semua arah, seperti kembang api yang meluncur mundur ke langit.
Source | : | NASA,National Geographic,BRIN |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR