Berbeda dengan banyak tawon koinobiont modern yang biasanya memilih inang lambat seperti ulat dan larva lalat, tawon purba ini kemungkinan bisa menargetkan inang yang lebih lincah berkat kemampuan menjepitnya. Tawon modern dari famili Dryinidae misalnya, mampu menahan mangsa seperti leafhopper, treehopper, dan planthopper dengan kaki depan mereka, bahkan aktif memburunya terlebih dahulu—sesuatu yang tampaknya tidak dimiliki oleh Sirenobethylus.
Sebagai gantinya, rambut-rambut pemicu pada penjepit bagian belakang tubuhnya mungkin memungkinkan strategi berbeda: menunggu diam-diam lalu menjepit mangsa seperti lalat atau hopper yang melintas terlalu dekat.
Menurut para peneliti, tawon ini mungkin akan menunggu dengan alat penjepitnya dalam posisi terbuka, siap menyergap saat inang potensial memicu respons penangkapan.
Namun, mereka mengakui bahwa teori ini sulit dibuktikan karena semua spesimen yang ditemukan sejauh ini adalah betina, sementara individu jantannya belum ditemukan. Jika alat penjepit tersebut memang hanya digunakan untuk bertelur, besar kemungkinan jantan dari spesies ini tidak memilikinya. Ketiadaan spesimen jantan juga membuat para peneliti belum dapat memastikan apakah alat tersebut mungkin juga memiliki peran dalam proses kawin.
Para peneliti juga menyatakan bahwa akan sangat tidak biasa jika dalam dunia serangga justru betinanya yang menahan jantan saat kawin, dan mereka menganggap fungsi tersebut sebagai kemungkinan yang tidak terlalu masuk akal.
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Lastboy Tahara Sinaga |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR