Sebagian besar sampel berasal dari stalagmit, yaitu formasi batuan yang tumbuh ke atas dari lantai gua akibat tetesan air yang mengandung mineral. (Pasangannya, stalaktit, tumbuh menggantung dari langit-langit gua.)
Huw Groucutt, arkeolog dari University of Malta yang juga merupakan salah satu penulis studi ini, mengatakan bahwa stalagmit lebih sering mengandung jejak elemen yang dibutuhkan untuk penanggalan ilmiah, seperti timbal, uranium, dan torium.
Metode penanggalan uranium-torium bekerja dengan membandingkan kandungan uranium radioaktif dalam sampel terhadap torium hasil peluruhannya. Teknik ini akurat untuk menentukan usia hingga 600.000 tahun ke belakang.
Namun, penanggalan uranium-timbal adalah teknik yang lebih baru dan mampu melacak peluruhan uranium menjadi timbal selama periode yang jauh lebih lama. Dalam studi ini, metode tersebut memungkinkan penanggalan hingga sekitar 7,44 juta tahun lalu—menjadikannya salah satu catatan iklim tertua di wilayah ini.
Fase-Fase Lembap di Jazirah Arab
Dalam studi terbaru ini, para ilmuwan menemukan bukti setidaknya enam periode lembap yang terjadi di Jazirah Arab selama delapan juta tahun terakhir, dengan kemungkinan dua fase lembap tambahan yang masih belum terkonfirmasi.
Huw Groucutt menjelaskan bahwa stalagmit hanya dapat tumbuh ketika lingkungan cukup basah, sehingga air bisa meresap melalui tanah dan menetes ke dalam gua. Selain itu, isotop dalam sampel batu menunjukkan kapan periode pertumbuhan tersebut terjadi.
Penelitian ini menunjukkan bahwa periode lembap di Arab berlangsung dalam rentang waktu yang bervariasi, mulai dari puluhan ribu tahun hingga lebih dari satu juta tahun.
Durasi tersebut cukup panjang untuk memungkinkan gelombang migrasi hewan dan manusia purba dari Afrika bagian utara masuk ke Jazirah Arab dan melanjutkan perjalanan ke wilayah-wilayah subur di sekitarnya.
Dan ini baru permulaan. Michael Petraglia menyebutkan bahwa penelitian ilmiah tentang gua-gua di wilayah ini sebenarnya telah dilakukan selama beberapa tahun terakhir, namun belum pernah dipublikasikan secara luas: “Kami baru memulai pekerjaan eksplorasi gua di Arab Saudi,” ujarnya.
Groucutt juga menceritakan bahwa ekspedisi untuk mengambil sampel dari gua-gua di bagian utara Semenanjung Arab sudah mulai dilakukan. Data dari wilayah ini diharapkan dapat membantu memetakan lebih tepat sebaran geografis fase-fase lembap di kawasan tersebut.
Source | : | Nature,National Geographic |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR